31 Juli 2008
Entah kenapa, aku jadi semakin menyukai novel KCB (Ketika Cinta Bertasbih). Padahal, dahulu aku tidak begitu menyukai segala jenis novel.

Sudah tebel, mahal, isinya ga terlalu manfaat lagi..

Mending beli buku Sirah Nabawiyah atau Haekal Muhammad SAW atau Tafsir al-Quran atau Kumpulan hadist-hadist. Hiks, buku-bukunya belum punya..

Beberapa waktu lalu, aku dititipi sahabat novel KCB 1, agar aku menyerahkan kepada sahabatku. Kebetulan (hmm..didunia ini ga ada yang kebetulan sich), sahabatku ini pergi ke Jogya untuk beberapa hari. Sehingga, aku cukup leluasa untuk membuka novel KCB.

Awal membaca, aku langsung terbawa suasana. Jadi suka dech..hi3x..

KCB 1 sudah aku selesaikan, dan karena KCB 2 tidak punya, maka aku coba download lewat internet dalam bentuk PDF, hi3x..ketemu juga, jadi aku bisa baca dech lewat kompie.

Jadi ingin tau bagaimana akhir kisah seorang Khairul Azzam dengan Anna Althafunnisa..
Sudah sejak dari minggu sore, air mendadak mati. Padahal waktu itu, aku baru pulang dari kegiatan yang cukup membuat badan ini lelah. Dan, memerlukan kesegaran kembali lewat mandi, terlebih badan yang bau oleh keringat.

"Waduh, air mati nich.." Kataku ketika aku hendak mandi.

"Mudah-mudahan besok pagi, air nya sudah hidup kembali, soalnyakan harus kerja, masa kerja engga mandi". Sahutku dalam hati.

...

Esok paginya, ketika akan wudhu untuk shalat shubuh, wah..airnya belum nyala..waaaa..

Tenang..(hatiku mencoba tenang)
Untuk wudhu, gampang, tinggal di mesjid aja wudhunya.
Untuk mandi, terpaksa mandi di mesjid..hi3x..

Setelah selesai shalat shubuh berjamaah, aku secara diam-diam menyelinap ke kamar mandi, takut ketahuan jamaah lainnya. Kan malu..
Dengan rasa was-was aku akhirnya mandi, cukup terburu-buru.

Takut diketok-ketok oleh pengurus mesjid, dan diteriaki bahwa dilarang mandi di kamar mandi..(hi3x..)

...

Mudah-mudahan kejadian ini hanya sekali terjadi di Jakarta. Jadi teringat, dahulu, ketika di Bandung, ketika sumur dirumah kering, aku harus menuju mesjid Pusdai untuk sekedar mandi. Sedang jarak rumah ke Pusdai, harus dilalui dengan naik angkot..hi3x..
28 Juli 2008
Hari ini, aku pindah kantor (bukan pekerjaan lho), yang semula di kuningan menjadi di Sudirman, tepatnya di Menara Standard Chartered lantai 31.

Agak sedih juga meninggalkan kantor di tempat yang lama, kangen dengan bincang-bincang bersama sepasang suami istri yang sudah cukup tua, tapi dengan keromantisannya, mereka berdua berjualan nasi remes dan soto betawi. Jadi teringat, bahwa mereka berdua jika berjualan, sang suami (bisa dibilang kakek sich) mendorong gerobak untuk sampai tujuan, sedangkan sang nenek adalah yang berdagang. Duch, makin tua yang makin romantis.

Sedih juga dengan meninggalkan masjid al-Islah, masjid Departemen Koperasi. Masjid tempat aku beristirahat sejenak.

Tapi, alhamdulillah, di tempat ini, dekat juga dengan masjid. Namanya masjid Hidayatullah, lagipula disini, ada mushalla juga.

Makasih Ya Allah
Jumat, 25 June 2008

Hanya ada dua ucapan yang akan aku ucapkan hari ini,

Allahu Akbar atau Alhamdulillah

Dan, mulut ini akhirnya mengucapkan Allahu Akbar.

Mudah-mudahan Allah Ta’ala memberikanku kesabaran.

“ Dan orang-orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa”. [Q.S. 25.74]

“Mereka itulah orang yang dibalasi dengan martabat yang tinggi (dalam surga) karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat di dalamnya”, [Q.S. 25.75]

“mereka kekal di dalamnya. Surga itu sebaik-baik tempat menetap dan tempat kediaman”. [Q.S. 25.76]


Terimakasih yach..


23 Juli 2008

Pernahkah kita shalat Istiqarah?

Istiqarah ketika menentukan antara dua pilihan yang terbaik atau untuk meminta bimbingan Allah Ta’ala. Terlebih Istiqarah ketika sedang ta’aruf dengan calon pasangan.

Rasulullah saw. bersabda:

“Apabila seseorang di antara kamu berkehendak melakukan suatu perkara, hendaklah ia shalat dua rakaat di luar shalat fardhu, kemudian bacalah doa ini:

Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dengan ilmuMu pilihan yang paling tepat, aku memohon kekuatan kepada-Mu dengan kemahakuasaan-Mu, aku memohon KaruniaMu yang besar. Sesungguhnya Engkau Mahakuasa, sedangkan aku tidak kuasa. Engkau Maha Mengetahui sedangkan aku tidak mengetahui, dan Engkaulah yang mengetahui perkara ghaib.

Ya Allah, apabila Engkau mengetahui bahwa perkara ini baik bagiku, bagi agamaku, bagi hidupku dan baik akibatnya bagi diriku (dunia dan akhirat) maka tetapkanlah dan mudahkanlah. Sesungguhnya apabila Engkau mengetahui bahwa perkara ini buruk bagiku, bagi agamaku, bagi hidupku dan buruk akibatknya terhadap diriku (dunia dan akhirat) maka jauhkanlah perkara ini dariku dan jauhkan dariku darinya. Tetepkanlah kebaikan untukku di mana pun aku berada, dan jadikanlah diriku ridha menerimanya.

Kemudian Rasulullah saw. bersabda,

Maka silakan ia sebut keperluannya. (H.R. Bukhari, Abu Daud, Tirmidzi, dan lainnya).

Setelah melakukan shalat istiqarah, apabila shalatnya dilaksanakan dengan kesungguhan dan keikhlasan, diharapkan akan memunculkan kecenderungan dan kemantapan hati. Dengan landasan itulah keputusan akhir ditetapkan, bahwa pilihan kita jatuh kepada si Fulan atau Fulanah. Bismillah, mudah-mudahan itulah pilihan barakah, pilihan yang membawa kita dan keluarga kita nantinya ke dalam Jannah Allah kelak.

Yakinlah, ketika kita melibatkan Allah didalamnya, apapun hasilnya, pasti adalah yang terbaik bagi kita, dan Allah pasti ridha kepada kita.


nb: Alhamdulillah, tadi pagi, setelah shubuh, aku mencoba tidak langsung tidur. Jam 6 pagi, mulai mencuci pakaian, menanak nasi, membeli lauk di warung. Tapi, teteup..sampai di kantor jam 9..heu heu..


22 Juli 2008
"Dra, gimana? sudah selesai?". Tanya redaktur kepadaku tadi pagi.
"Hmm..belum, Insy Allah besok yach, ini lagi nyusun profil 300 Perusahaan dulu".
...

Wahh..minggu yang cukup sibuk, sehingga tidak sempat untuk menulis di blogger. Padahal banyak kejadian yang cukup aku jadikan hikmah. hiks..

Alhamdulillah, ada notebook yang bisa aku bawa pulang hari ini, jadi nulisnya bisa di apartemen dech.

Oiya, tadi pagi, aku ngantuk banget..sehabis shubuh, langsung tidur.

Bangun-bangun jam 7 pagi.

Trus langsung menyetrika.

Pekerjaan paling engga aku sukai, hiks..soalnya suka kusut wae.

Selesai mandi, langsung menanak nasi. Lalu beli lauknya di warung. Lalu sarapan, dan sisanya dibawa untuk di kantor.

Sampai kantor jam 09.00

Alhamdulillah.

nb: Inilah salah satu kehidupanku semasa bujang, hidup yang penuh perjuangan seorang diri. Sebelum berjuang bersama dengan Istri kelak, berjuang menuju ridha Allah ta'ala
17 Juli 2008
Pagi tadi, ketika aku berada di lift, aku bersebelahan dengan seorang perempuan, dia memasang musik melalui earphone. Musiknya terdengar sampai kepadaku. Dari lantunan musik itu, aku menebak bahwa musik yang dimainkan jenis musik Rock-Pop, jenis musik yang melalaikan dari ingat kepada Allah Ta'ala.

Aku jadi berpikir, jika seandainya malaikat maut datang menjemput dia saat itu juga, apakah dia akan sempat untuk mengingat Allah, apakah dia akan sempat untuk mengucapkan kalimat tauhid? Jika tidak sempat, maka, Insya Allah, meninggal dalam keadaan su'ul khatimah (akhir yang buruk).

Jadi, daripada kita mendengar musik yang melalaikan kita, lebih baik berdzikir atau mendengarkan murattal atau nasyid yang mengingatkan kita kepada Allah. Karena maut setiap saat mengintai kita. WASPADALAH!!!

Sehingga, mati dimanapun, kita bisa selalu siap, agar mendapatkan Khusnul Khatimah (akhir yang baik). Bukankah itu yang kita harapkan?

Ya Allah, berikanlah kepada kami, akhir hayat, akhir yang baik.

Doa yang di ajarkan Rasulullah saw. ketika Beliau bangun tidur, beliau berdoa,

“Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman, (yaitu): “Berimanlah kamu kepada Tuhanmu”, maka kamipun beriman. Ya Tuhan kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang banyak berbakti. Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami dengan perantaraan rasul-rasul Engkau. Dan janganlah Engkau hinakan kami di hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji.” (Ali ‘Imran : 193,194)

Yuks, kita amalkan..agar mendapatkan akhir yang baik. Aku juga baru mau mengamalkannya nich. he3x..
Kulihat..
Ada dua bintang
Satu di timur
Lainnya di barat

Kulihat..
Keduanya memancarkan cahaya yang terang

Saat ini..
Ku hanya bisa menatap ke duanya dari Bumi
Sebelum ku harus menuju kepada salah satu bintang tersebut
16 Juli 2008
Kemarin, aku chatting dengan seorang teman kuliah sewaktu TPB di ITB dahulu, dia adalah seorang muslimah. Ketika pembicaraan menjurus kepada masalah nikah. Dia berkata bahwa, dia masih mencari seorang laki-laki yang cocok dengan kriterianya. Dia katakan bahwa, sudah ada beberapa lelaki yang baik secara langsung ataupun tidak langsung, mengungkapkan niatnya untuk menikahinya. Namun, dikarenakan tidak sesuai kriterianya, maka selalu saja menolak. Dan, pernah ada seorang yang menyukai dia, tapi karena ada kriteria yang tidak sesuai, maka dia mencoba untuk membentuk kriteria yang diinginkan. Tapi tetap saja tidak berhasil.

Temanku itu bercerita panjang lebar mengenai masalah tersebut. Memang wajar, seseorang ingin mendapatkan pasangan sesuai dengan keinginannya. Termasuk aku. Namun, jika kita tetap memaksakan kriteria yang ketat kepada calon pasangan kita, jangan-jangan sampai usia 45 tahun pun, kita belum mendapatkannya.

"Mungkin Allah berkata, belum waktunya..jadi masa mau dipaksain ". Jawab temanku itu.

Hmm..di posting ini, aku tidak membahas masalah takdir dulu, terlalu panjang..masalah takdir di postingan terpisah ajah yach, Insy Allah

...

Mengenai pernyataan temanku diatas, aku mencoba untuk membahasnya dari tulisan yang aku petik dari buku, "Di Jalan Dakwah Aku Menikah"

---
Anda jangan hanya ingin "terima jadi", bahwa seorang ikhwan yang ideal, atau akhwat yang sempurna, datang kepada Anda dan memenuhi segala kriteria yang Anda harapkan. Tetapi Anda harus rela dan berani untuk bersama-sama membangun pribadi yang diharapkan. Menerima tidak hanya kelebihannya, tapi juga kekurangan yang pasti ada padanya, sebagaimana juga ada pada Anda. Yang penting Anda mantap bahwa ia yang terpilih adalah seseorang yang mempunyai visi dan misi yang sama. Kalau toh belum, minimal memiliki itikad baik untuk membangun visi tersebut.
Ummu Salamah adalah contoh perempuan unggul yang membuka ruang pencerahan bagi calon suaminya, Abu Thalhah. Dan sejarah mencatat, bahwa Abu Thalhah yang tadinya belum Islam akhirnya menjadi seorang mujahid dakwah.

Modal utama untuk menjadi dinamisator perubahan pada pasangan adalah keyakinan diri, kesiapan untuk berubah, karakter yang kuat dan keteladanan. Ditambah dengan keterampilan mengkomunikasikan ide (yang ini pun bisa saling dilatih kemudian). Apabila ada kesiapan dalam diri Anda untuk memberi dan menerima, saling berlomba dalam menunaikan kebajikan, siap berubah menuju tuntutan ideal, maka Anda telah memiliki semua persyaratan untuk membangun rumah tangga yang harmonis.
---

Mudah-mudahan temanku itu mendapatkan pasangan sesuai dengan kriterianya.

Dan, bagi teman-teman, kriteria yang seperti apa yang teman-teman harapkan dari calon pasangan kita?
Susunlah kriteria calon pasangan kita mulai dari sekarang. Tapi, bersiap-siaplah, jika calon yang datang kepada kita tidaklah sesuai harapan kita.

"Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui". [Q.S. : 2.216]

15 Juli 2008

Selasa, 15 Juli 2008, pukul 12:12 AM
Alhamdulillah, selesai juga menyusun proposalnya.

Pagi ini, aku hanya ingin mensyukuri nikmat yang Allah berikan kepadaku.

Terimakasih Ya Allah, aku mempunyai orang tua yang begitu saying dan perhatian kepadaku.

Ya Allah, ampunilah Ibu Bapakku dan sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangiku semenjak aku masih kecil.

Terimakasih Ya Allah, aku mempunyai lingkungan pekerjaan yang tidak menghalangiku untuk beribadah kepadaMu.

Ya Allah, berikanlah kepada mereka hidayah, agar mereka bisa mengenalMu bagi mereka yang belum mengenalMu. Dan berikanlah hidayah dan taufik kepada mereka, agar mereka bisa taat-setaat taatnya kepadaMu.

Terimakasih juga Ya Allah, aku mempunyai sahabat-sahabat yang membuat aku bersemangat untuk tidak kalah dalam beramal kebaikan lebih banyak lagi.

Ya Allah, berikanlah ke istiqamahan sahabat-sahabatku dalam beribadah kepadaMu. Berikanlah kemudahan mereka dalam beribadah kepadaMu. Cintailah mereka sebagaimana Engkau mencintai hamba-hambaMu yang Engkau kehendaki.

Dan..

Ya Allah, berikanlah kepadaku kenikmatan untuk mempunyai seorang istri yang shalehah. Anugerahkanlah kepadaku pasangan dan keturunan sebagai penyejuk pandangan dan hati, serta jadikanlah aku pemimpin bagi orang yang betakwa.

Amin.

"Asw, indra, sy sdh balik k pdg, makasih byk atas segalanya ya. mohon maaf jk saya ada yg salah".

...

Begitulah, isi SMS dari sahabatku semalam, Ivan.

Sekilas tentang Ivan.

Ivan mempunyai nama asli, yaitu Mahdivan Syafwan. Beliau ku kenal sewaktu di bangku kuliah di Matematika ITB. Beliau adalah seorang Ikhwan yang dikaruniakan oleh Allah, kecerdasan diatas rata-rata. Sehingga, tidaklah aneh jika beliau datang ke Jakarta ini, untuk pelatihan tes IELTS untuk melanjutkan kuliah ke Inggris, Insya Allah September 2009. Jadi ingat perkataan seorang teman, "Ivan itu harganya mahal, apalagi kalau sampai-sampai CumLaude". Maklum, tradisi Minang seperti itu.

Saat ini, beliau sedang berbahagia, bahagia karena sedang menanti hari pernikahannya yang Insya Allah akan dilaksanakan tanggal 1-3 Agustus 2008. Yang istimewa adalah, Ivan menikah dengan sesama Matematika 2001 ITB. Seorang akhwat yang bernama Maya Sari Saeful. Duch..para lelaki pada cemburu nich, mengingat, dahulu para lelaki mendirikan Klub MFC (Maya Fans Club)..he3x..

...

Akhirnya, saya membalas SMS-nya,

"Wasw. Iya, makasih kembali yach. Mohon maaf jika ada yang salah juga. Ditunggu undangannya, tapi belum tau, bisa hadir atau tidak. salam buat Maya yach.."

14 Juli 2008
Hari senin ini, bingung..

Bingung, mau nulis apa, saking banyaknya yang mau di tulis di blogger ini..
Bingung, mau ngerjain apa dulu, saking banyaknya pekerjaan yang harus diselesaikan di kantor.

Karena bingung, jadi males untuk mengerjakan sesuatu nich..pengen pulang, trus tidur, melupakan semua kebingungan.

nb: mulai nulis lagi, besok ajah dech..
10 Juli 2008
Dimulai dari hari sabtu sampai hari rabu, alhamdulillah, aku selalu ditraktir oleh temen-temen.

Terpujilah Allah Yang Maha Pemberi Rezeki.

Hari Sabtu, ketika di Pameran Buku di Istora Senayan, secara tiba-tiba Ivan, membayar semua makanan yang kita makan. Wahh..senangnya.
Hari Minggu, pertama kali keikutsertaanku dalam tim Sehati, aku mendapatkan makan siang gratis, berupa nasi padang plus ayam bakar. Duch nikmatnya.
Hari Senin, rekan kantorku, mas mahmur, tiba-tiba menawarkan semur kambing kepadaku. Wah, langsung kujawab, dengan senang hati.
Hari Selasa, rekan kerjaku, helen, mentraktir makan siang, makan mie ayam. Hmm..dan, malamnya, teman kuliahku, vina, membelikan sate untukku..hi3x..
Hari Rabu kemarin, teman kuliahku, mega, mentraktir makan di Plasa Semanggi di Solaris. Aku pesan steak ayam, lalu..apa lagi yach..lupa. Tapi, enak kok..alhamdulillah.

Sekarang..semoga ada yang mentraktirku lagi..he3x..

semoga yang memberikan traktiran, dimudahkan segala urusannya oleh Allah dan dimudahkan jodohnya bagi yang merindukannya. amin.
09 Juli 2008
Allahumma baariklanaa fi Rajab wa Syaban wa ballighna Ramadhan.

Ya Allah, berkahilah kami dibulan Rajab dan Syaban serta pertemukan kami dengan bulan Ramadhan.
08 Juli 2008

“kamu katanya mau nikah? Lalu apa usaha kamu Dra?”. Tanya seorang sahabatku di suatu hari.
“Hmm..hanya berharap pada Allah”.
“lalu bagaimana ikhtiarnya?”. Tanyanya lagi.

Itulah pertanyaan yang suatu ketika pernah terlontar dari seorang sahabat. Pertanyaan yang membuat aku terdiam, dan hanya berkata dalam hati,

Justru itulah ikhtiarku, berharap pada Allah agar menggerakkan hati kamu atau hamba Allah lainnya sebagai jalan pertemuan dengan jodoh aku

Sudah beberapa kali aku menjalani proses ta’aruf melalui sahabatku yang satu ini.

Alhamdulillah, Allah menggerakkan hati sahabatku ini untuk mentaarufkan aku dengan teman-temannya

Namun, sampai saat ini belum ada yang berhasil, baik dari aku yang tidak sesuai dengan si akhwat, atau dari si akhwat yang menolak aku.

Kebanyakan sich, si akhwat yang menolak aku. He3x.

Banyak hikmah yang bisa aku dapatkan dari ini. Aku mulai berpasrah pada Allah, bahwa Allah pasti akan memberikan yang terbaik bagiku.

Saat ini, Alhamdulillah, Allah pun menggerakkan hati seorang hamba-Nya, untuk menjadi jalan bagiku untuk berta'aruf dengan seorang akhwat. Entah, apakah ini adalah yang terbaik bagiku atau bukan, hanya kepasrahan kepada Allah-lah yang ku punyai saat ini.

Biarlah Allah Yang Maha Mengatur, mengatur segala urusanku

Allah, begitu senang ketika ada hamba Nya yang bertaubat untuk kembali kepada-Nya. Begitupula denganku, rasanya ingin sekali menjadi qawwam bagi dia, untuk bersama-sama berjuang menjadi kekasih Allah.

Tapi, rasanya seperti punguk merindukan bulan dech..he3x..

Tapi, bukankah tiada yang tidak mungkin bagi Allah Yang Maha Perkasa? Entahlah, biarlah Allah yang mengatur segalanya, Allah Maha Mengetahui Yang Terbaik Bagi Hamba-Nya.

Sabtu, 5 Juli 2008

Istora Senayan

Pukul 11.00 WIB nanti, kami (aku, ivan, mega dan elis) akan bertemu untuk bersama-sama mengunjungi pameran buku di Istora Senayan.

Ada sebuah kerinduan ketika kami sudah berkumpul, bercerita tentang masa lalu dan masa depan, serta bercanda ria. Suatu pertemuan yang membuat aku semakin merindu akan beberapa sahabatku.

Pertemuan ini pun, mungkin menjadi terakhir kalinya bagi aku dengan ivan, disaat ivan masih lajang, dikarenakan, Insya Allah, bulan depan beliau akan menikah.

Merasa masih ingin bersama ivan, maka akupun mengajaknya untuk mabit di DT Jakarta, hanya untuk sekedar bersamanya lebih lama lagi.

Akhirnya, pada minggu pagi, 6 Juli 2008, ketika perpisahan dengan ivan, teriring sebuah doa,

Semoga Allah Ta’ala menyampaikan kamu dan **** pada hari “H”. Semoga Allah memberikan keluarga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah.

Begitu pula ivan mendoakanku,

Semoga Indra dimudahkan untuk segera menyusul menikah.

Amin.

03 Juli 2008
...
"Mas Indra, mas di panggil ke atas untuk bertemu Kang Rico". Bisik temanku saat Kajian Hadist di Masjid Daarut Tauhid Jakarta, Rabu malam.
"Mau ngapain saya dipanggil?". Tanyaku
"Udah keatas saja, nanti juga tahu".
...

Aku langsung menuju keatas mesjid DT Jakarta untuk menemui Kang Rico. Ku ketuk pintu ruang rapat,
"Assalammu'alaikum".
"Wa'alaikumsalam, silakan masuk Dra, ayo duduk". Jawab Kang Rico, sambil mempersilakan untukku duduk di kursi yang telah disediakan.

Aku begitu heran, ternyata disana bukan hanya Kang Rico saja. Ada Kang Arief, Kang Iwan, Kang Reno dan Kang..(aduh lupa euy).

Jadi nervous..mencoba menghilangkan nervous, tapi ga bisa..

"Begini Dra, terkait dengan perihal keanggotaan tim Sehati, kita adakan test untuk kamu. Kita mau interview kamu dan mencoba untuk test baca al-Quraan. Gimana? bisa kan?". Tanya Kang Rico kepadaku saat aku masih belum bisa menghilangkan nervous.
"I..iya, Insya Allah bisa". Jawabku singkat.

...

Alhamdulillah selesai juga di tes nya.

Pikirku sambil menuju ruang kajian kembali. Setelah beberapa lama aku duduk, Kang Rico datang dan duduk di belakangku, sebari membisiki ku,

"Setelah kita diskusi, intinya kamu diterima jadi Tim Sehati. Tugas kamu pertama, diharapkan kamu hadir hari minggu nanti, jam 7 pagi, dengan pakaian putih-putih dari atas ke bawah."
"Eh-h..Iyah, Insya Allah bisa Kang, makasih Kang." Sahutku gugup.

Setelah pernyataan itu, aku berpikir, apakah aku ini pantas untuk menjadi pengurus Sehati. Duch jadi malu, jika melihat diri ini, yang tidak seberapa dibandingkan dengan Tim Sehati lainnya.

Namun, disisi lain, aku bersyukur, karena dapat menjadi bagian dari Tim Sehati. Dengan bergabung menjadi Tim, aku bisa lebih banyak menanam kebaikan untuk di tuai di akhirat kelak.

Alhamdulillah, akhirnya aku menjadi bagian dari Daarut Tauhid Jakarta. Terimakasih Ya Allah.

nb: Ingin tahu tentang Majelis Sehati, silakan kunjungi web nya di http://majelissehati.blogspot.com/
...
"Mbak sudah, semuanya berapa?". Tanyaku kepada penjual warung nasi tegal.
"Pakai apa aja mas?".
"Hmm..pakai ayam, trus sama tahu ajah". Jawabku, sambil berpikir bahwa paling tidak harganya 6-7 ribu.
"Sepuluh ribu mas".

weleh, mahal amat, masa cuma makan sederhana seperti itu sepuluh ribu. Padahal, kemarin sewaktu di Bandung, aku makan nasi timbel, lengkap dengan lalapan, dan daging, harganya cuma 6000 ajah. (geleng-geleng)
...

Itulah kali pertama aku makan bersama daging ayam di WarTeg. Hanya penasaran saja dengan ayam yang dilumuri oleh bumbu yang berwarna kehitaman.

Hmm..kayaknya enak tuch. Nyobain ahh..

Begitulah pikirku ketika memilih menu makanan, disebuah WarTeg di daerah Santa, Jakarta Selatan. Dimana sebelumnya, menu ku tidak berubah-berubah dari Tongkol, Sayur asem, sayur tahu, sayur tempe, atau bacem dan telor dadar.

Tapi, begitu aku mengetahui bahwa harganya Sepuluh Ribu, wah..aku akan pikir-pikir lagi dech untuk makan di WarTeg pakai Ayam lagi. Mengingat Budget ku untuk makanan per harinya harus kurang dari Sepuluh Ribu.

Lho, memang bisa gitu?

Bisa saja..begini, di kontrakanku, alhamdulillah ada Rice Cooker, jadi tinggal beli lauknya saja jika ingin makan. Biasanya untuk satu porsi, dengan membeli tongkol dan sayur tahu, cukup dengan 4 ribu saja. Atau, udang dengan tempe bacem, cukup dengan 3 ribu rupiah, jadi, makan dalam sehari bisa 3 kali, dengan menu yang bervariasi, dengan pengeluaran 10 Ribu rupiah. Cukup pintar kan..dimana harga BBM semakin naik, pemikiran dalam mengelola dana pun harus semakin pintar.

Lalu, bagaimana dengan pengelolaan dana teman-teman sekalian?
02 Juli 2008
...
"Astri, nanti tempat kamu disitu. Untuk sementara komputernya tidak ada dulu yach. Ini rekan kamu, Indra dibagian riset juga. Indra, Astri ini atasan kamu di riset yach."
...

Begitulah, perkenalan singkat aku dengan atasan baruku dibagian riset ini. Duch senangnya mempunyai seorang atasan yang muslimah, lengkap dengan jilbabnya yang lebar.

Kami saling bercerita singkat tentang background masing-masing. Kuketahui, beliau sebelum ke Perusahaan baru ini, merupakan researcher di Universitas Indonesia. Beliau merupakan lulusan UI angkatan 1997. Dan, alhamdulillah, beliau sudah menikah..ckckck..

Mudah-mudahan aku bakalan betah untuk menjadi bagian dari keluarga Perusahaan KanalOne. Terlebih direktur-direkturku lucu-lucu semua..hi3x..

Ya Allah, terimakasih atas nikmat yang Engkau berikan kepadaku. Berikanlah kepadaku kemudahan dalam beribadah dan bekerja di PT. KanalOne ini.