About Me

Hanya seorang Abdullah
04 Desember 2008

Pernikahan merupakan suatu moment yang istimewa, yang bagi kebanyakan orang merupakan peristiwa yang terjadi satu kali seumur hidupnya.

Bagi seorang muslim, pernikahan merupakan salah satu sarana Ibadah kepada Allah Ta'ala. Dengan menikah, maka lengkaplah Dien (Agama) seseorang.

"Barangsiapa menikah, maka ia telah melengkapi separuh dari agamanya. Dan hendaklah ia bertaqwa kepada Allah dalam memelihara yang separuhnya lagi”. (Hadist Riwayat Thabrani dan Hakim).

Alangkah sayang, jika pernikahan yang dimuliakan Allah dan RasulNya, kita nodai dengan hal-hal yang tidak syar'i. Hal-hal yang menodai tersebut adalah Adat.

Adat (kebiasaan) bisa menodai keberkahan dari pernikahan itu sendiri, bahkan bukannya ibadah yang tercapai, tapi hanyalah maksiat kepada Allah Ta'ala.

Coba perhatikan bentuk ritual-ritual yang biasa terjadi dalam pernikahan di sekitar kita. Mandi Kembang, menginjak telur, dan ritual lainnya. Sayang..terlalu sayang..pernikahan jika ternodai oleh hal-hal yang tidak syar'i.

Di bawah ini, aku mempunyai susunan acara akad nikah yang, Insya Allah, sesuai dengan syariat Islam.

Tipe A

  1. Calon Pengantin Pria datang, langsung menuju meja akad nikah.
  2. Ijab Qabul, dipandu penghulu
  3. Selesai

Catatan : Pengantin Wanita tidak disandingkan selama proses ijab qabul berlangsung.

Tipe B

  1. CPP datang, di pintu masuk disambut orang tua dan/atau keluarga calon CPW.
  2. Sambutan penyerahan CPP oleh ayah atau wakil keluarga.
  3. Sambutan penerimaan CPP oleh ayah/wali/wakil keluarga CPW.
  4. Pengalungan rangkaian melati oleh ibu CPW kepada CPP.
  5. Penyerahan hantaran/peningset secara simbolis dari ibu CPP kepada ibu CPW [jika ada].
  6. CPP diapit orang tua CPW berjalan menuju meja akad nikah.
  7. Permohonan ijin nikah CPW kepada ayah kandung/wali, dipandu penghulu [tidak harus].
  8. Pembacaan ayat suci al-Qur'an [tidak harus].
  9. Ijab Qabul, dipandu penghulu. [CPW tidak disandingkan sebelum ijab qabul selesai].
  10. Nasihat Pernikahan dan Doa [tidak harus].
  11. Sungkeman [tidak harus]
  12. Selesai.
Catatan :

Tipe A, yang paling mendekati syariat, namun amat sangat jarang digunakan, karena banyak tradisi yang dimasukkan. Tipe B merupakan susunan hasil kompromi antara syariat dan tradisi. Masih ada tipe-tipe lainnya, dengan berbagai penambahan acara tergantung kebutuhan, namun semua tambahan tidak ada tuntunannya.

Akad nikah tidak harus di mesjid, karena tidak ada satupun hadits atau riwayat yang mengharuskannya. Yang dicontohkan Rasul, akad nikah berlangsung di rumah CPW.

CPP : Calon Pengantin Pria

CPW : Calon Pengantin Wanita.

Jadi, pernikahan yang seperti apa yang (akan) Anda lakukan?

...
"Mas, saya sakit kepala nich..". Sahutku kepada Mas Ponijo pada suatu kajian.
"Makanya cepetan nikah, biar ada yang mijitin." Saran Mas Ponijo.
"Yee..dasar".
...
hmm..mentang-mentang udah khitbah, jadi bisa ngomong seperti itu..tunggu aja Mas, pada saatnya hi2x..

01 Desember 2008
Membaca Kisah ini, aku teringat hadist
“Ada tiga golongan manusia yang berhak Allah tolong mereka, yaitu seorang mujahid fi sabilillah, seorang hamba yang menebus dirinya supaya merdeka dan seorang yang menikah karena ingin memelihara kehormatannya”. (HR. Ahmad 2: 251, Nasaiy, Tirmidzi, Ibnu Majah hadits no. 2518, dan Hakim 2: 160)

aku hanya bisa berucap, subhanallah..subhanallah..semoga Allah pun mempermudah langkahku menuju pernikahan..
----------------------
Rabu, 27 November 2002 bertepatan dengan 23 Romadhon 1423 tepat pukul 21.00 WIB kami menikah. itu adalah saat pertama saya melihat istri saya secara langsung. proses menuju pernikahan kami cuma berjalan 1 minggu. saat itu usia saya masih 24 tahun.


ketika Allah sudah memudahkan urusan kita, maka tidak ada kata tidak mungkin. menikah yang saat itu hanya dalam angan saja alhamdulillah bisa terlaksana. dalam hati memang sudah kuniatkan ingin segera menikah. tapi dengan siapa? semuanya hanya saya adukan kepada sang khalik. di saat itulah Allah langsung membalas doa saya.

proses ta'aruf (perkenalan) mulai berlangsung hari rabu 20 november 2002. ba'da shubuh saya diminta menemui seseorang yang dianggap mengerti istri saya. sampai saat itu saya belum berkomunikasi langsung dengan istri saya. kami berkomunikas lewat seorang teman. saat itulah saya ditanya beberapa hal mengenai diri saya dan alasan buat menikah. seperti layaknya karyawan yang sedang diinterview.
diskusi itu berlangsung hampir 2 jam. kemudian saya disuruh menunggu berita lebih lanjut.

waktu menunggu inilah yang terasa sangat lama bagi saya. Alhamdulillah sore harinya saya mendapat info kalo proses menuju pernikahan kami masih bisa diteruskan. saat itu ada satu permintaan yang harus segera dilakukan. menemui ibu bapak calon istri saya untuk menanyakanan ketersediaan mereka menjadikan saya sebagai suami
anaknya. saya yang saat itu sendirian di jogja bingung harus bagaimana. setelah ngobrol dengan beberapa teman akhirnya diputuskan esok harinya (kamis) kami akan ke tempat tinggalnya untuk menemui kedua orang tuanya. bener bener saya merasa kalo semua yang saya lakukan saat itu dalam kontrol dan kuasa Allah. saya seperti merasa ada sebuah kekeuatan yang terus meyakinkan akan setiap langkah saya.

dari jogja menuju kebumen kami tempuh dalam waktu sekitar dua setengah jam. dengan berbekal alamat yang dikasih kami cari rumah yang dituju. alhamdulillah begitu mudah rumah yang dicari karena berada tepat di pinggir jalan. ketuk salam pun kami haturkan saat bertamu di rumah itu. seorang ibu datang membukakan pintu dan
mempersilahkan kami masuk. kami pun mulai menjelaskan maksud kedatangan kami. saya kadang heran sendiri jika ingat saat itu.

begitu yakinya saya melakukan semua itu tanpa ada perasaan cemas sedikitpun. setelah berdiskusi sekitar 2 jam kami pun mohon diri.
satu kesimpulan yang kami dapat adalah mereka setuju saja jika memang anak mereka setuju.

kami balik ke jogja dan berbuka puasa di jalan karena saat itu masih dalam bulan ramadhon. baru sampai di jogja saya dapat kabar kalo lulus dalam tahap meminta restu orang tuanya. tapi ujian lainnya telah siap menanti. saya diminta membawa keluarga saya ke tempat mereka untuk menghitbah (meminang). perasaan senang dan bingung bercampur aduk. dan sekali lagi saya bener bener merasa ada sebuah
energi yang begitu besar terus membantu proses saya.

malam itu saya langsung pulang ke brebes untuk memberitahukan berita ini kepada ibu bapak saya. selama dalam perjalanan saya cuma berfikir apa yang akan saya katakan kepada mereka. saya yakin mereka akan terkejut mendengar semua berita ini. hari itu jumat (22 november 2003) saya sampai di rumah. waktupun tak kusia siakan.

segera kukumpulkan ibu, bapak dan kakek saya untuk berdiskusi mengenai pernikahan saya. saya masih ingat mereka kaget dan heran.
tapi Alhadulillah karena semua syarat yang mereka berikan kepada saya sudah saya penuhi, mereka pun tak bisa menolak. saya masih ingat salah satu syarat yang selalu mereka berikan kepada saya jauh jauh hari ketika saya masih kuliah. mereka berharap kalo suatu saat saya menikah, saya bisa membiayai semua biaya pernikahan saya
sendiri. saya tahu mereka melakukan ini semua untuk kebaikan saya. tapi memang Allah maha mengasihi hambanya. setelah lulus kuliah tahun 2001 saya mendapat pekerjaan dengan penghasilan yang lumayan cukup buat pernikahan saya. saya berdiskusi dengan meraka mengenai apa apa yang harus dilakukan menuju proses khitbah dan ijab qobul.

kami memutuskan melakukan penghitbahan pada hari minggu 24 november 2002. ada satu yang harus saya siapkan yaitu surat pengantar nikah di luar daerah.

subhanalloh, saya hanya punya waktu 1 hari (sabtu) untuk mengurus semuanya. malam itu saya cuma berharap kantor buka besok sabtu.
kuminta tolong kawan kawan yang sudah menikah di kampung saya. saya
mulai mengurus surat itu dari RT, RW, trus paginya saya pergi ke balai desa untuk meminta pengesahan dari kepala desa. KUA pun tempat terakhir yang mengeluarkan surat itu. puji syukur tak henti hentinya saya ucapkan kehadirat Allah yang selalu memudahkan jalan saya.

akhirnya semua persyaratan lengkap sudah. minggu pagi hari kami berangkat ke kebumen untuk acara itu. di kebumen kami sudah disambut oleh kerabat calon istri saya. di acara itulah kami mendiskusikan rencana pernikahan kami. akhirnya diputuskan rabu 27 november 2002 tepat satu minggu dari proses awal.

rabu itu kami berangkat dari brebes siang hari. target kami sebelum buka puasa kami sudah di kebumen. akad nikah akan dialaksanakan pukul 21.00. bener bener acara pernikahan yang begitu sederhana dan cepat. saya masih ingat kalo jas yang saya pake saya pinjam dari temen. maklum semua tanpa persiapan.

saat yang ditunggu tunggu akhirnya datang juga. tepat menjelang pukul 21.00 saya diminta duduk di kursi yang sudah disiapkan untuk acara itu. di samping saya ada paman saya dan temen saya yang memberi motivasi pada saya. tepat pukul 21.00 acara pun segera dumulai. dengan mas kawin uang Rp. 500.00,00 dan seperangkat alat sholat kamipun resmi menikah. di saat itulah pertama kali kulihat wajah istri saya. betul pertama kali karena selama proses menuju pernikahan kami selalu berkomunikasi lewat teman.

Alhamdulilah, Alhamdulilla, dan Alhamdulilah satu satunya kata yang bisa saya ucapkan. saya melihat ibu bapak saya terharu melihat anak pertamanya menikah dengan begitu cepat dan dimudahkan oleh Allah.
semoga tulisan ini bisa memberi inspirasi pada semua baik yang sedang mempersiapkan proses pernikahan atau yang sedang mencari jalan menuju pernikahan. semoga semuanya dimudahkan Allah.

saya ucapkan terima kasih banyak kepada semua yang telah membantu kami dalam peroses pernikahan kami. semoga Allah membalas semua kebaikan yang telah diberikan.

taken from : http://herianti. wordpress. com/2007/ 05/11/seminggu-menuju-gerbang- pernikahan/
Bila malam-malam sudah terasa sepi dibanding masa sebelumnya

Bila hangatnya persahabatan tak lagi cukup untuk mencurahkan isi hati


Bila hati merindukan belaian kasih sayang dikala ia resah


Bila hati mendambakan pelindung dan pemberi motivasi disaat dirinya lemah


Bila hati mulai cenderung dan merasa tenteram di sisi lawan jenisnya,


Maka apakah yang akan kita cari selain pernikahan?

Mas Udik Abdullah dari Bila Hati Rindu Menikah-
Alhamdulillah,
Sabtu, 29 November 2008, adalah hari yang tidak akan pernah kami lupakan seumur hidup.
Suasana khidmat dan syahdu mengalun di ruang keluarga akhwat.
Malam itu,
Keluarga sang akhwat menyambut kedatangan kami dengan penuh kasih sayang
...
Maka, mulailah pihak keluarga ikhwan menyatakan maksud kedatangannya untuk mengkhitbah akhwat yang sudah ditentukan.
Alhamdulillah,
Pihak keluarga akhwat, terutama dari pihak Bapak sang akhwat, menerima maksud kedatangan keluarga sang ikhwan untuk mengkhitbah putri kesayangan Beliau.
...
Alhamdulillah,
Aku bahagia pada malam itu, walaupun aku hanya menemani sahabatku dalam proses khitbah saat itu.

Terbayang, pasti pada saatnya, akupun akan merasakannya, perasaan yang jauh lebih bahagia lebih dari sekedar menemani.

Nb: teruntuk sahabatku yang telah mengkhitbah pada malam itu. Semoga Allah Azza wa Jalla, dengan karunia-Nya memberikan kasih sayang-Nya pada kalian berdua.
Bagiku, lingkungan pekerjaan merupakan hal yang pertama aku perhatikan sebelum aku menjadi keluarga besar suatu Perusahaan tersebut. Dikarenakan keinginan untuk memperoleh pekerjaan yang lebih menantang, aku mencoba melamar pekerjaan, salah satunya adalah ke PT. TNS Indonesia.
Bulan November lalu, aku dipanggil oleh TNS untuk test.
Di Perusahaan ini, aku melamar sebagai Data Processing. Begitu aku memasuki perusahaan ini, “hawa” yang terpancar tidaklah baik untukku, yah, aku merasa jika aku berada dilingkungan ini, dikhawatirkan aku tidak bisa bebas beribadah kepada Allah Ta’ala.
Hal ini terbukti ketika aku mulai untuk test interview, setelah hampir 2 jam menunggu,

Huh..pekerjaan yang paling aku benci..menunggu

adalah giliranku untuk di interview, saat itu waktu menunjukkan pukul 18.00, dan aku belum Maghrib, dan aku yakin si peng interview belum solat juga (kalau seorang muslim). Kulihat ada 4 orang yang menginterview ku. Dikarenakan aku sudah tidak mempunyai passion untuk bergabung dengan TNS, aku jawab pertanyaan dengan seadanya dengan harapan bisa segera berakhir sebelum waktu maghrib habis.

“Alhamdulillah, masih ada waktu 15 menit lagi sebelum waktu isya tiba”, syukur aku ucapkan setelah proses interview selesai, dan aku tidak berharap untuk diterima setelah proses ini. Sungguh,lingkungan yang tidak baik untukku.

Kok para penginterview itu begitu santai, padahal waktu maghrib tinggal sebentar lagi, apa mereka bukan seorang muslim?

Sambil terucap istighfar, aku bersyukur karena aku masih dijaga oleh Allah Ta’ala, apa jadinya jika aku terlewat maghrib? Semoga Allah Ta'ala memberikan hidayah kepada para peng interview tersebut..
11 November 2008
Alhamdulillah, di sebelah kantorku ini, ada sebuah mesjid, walau jaraknya sekitar 100 meter. Ketika berjalan menuju mesjid untuk melaksanakan shalat dzuhur, aku melihat seorang Bapak yang kira-kira berusia 50 tahun keatas, dengan pakaian kerja yang rapi, berketurunan china, begitu tergesa-gesa berjalan dari gedung yang sama denganku.

Aku berpikir, mungkin dia mau makan atau ada keperluan lain, dan non islam.

Tapi, subhanallah, ternyata dia membelokan dirinya menuju mesjid, dan dia tergesa-gesa karena takut ketinggalan sholat dzuhur tepat waktu berjamaah. Wah, diri ini, jadi bersemangat untuk tidak ingin kalah dengan Bapak tersebut untuk shalat berjamaah tepat waktu.

Mesjid Hidayatullah

Itulah nama mesjidnya, mesjid yang terletak di belakang gedung Sampoerna, Menara Standard Chartered, lokasi yang statergis untuk tempat shalat bagi karyawan dan musafir yang terjebak macet. Ah, ternyata, Bapak tadi merupakan salah satu dari Hamba Allah yang berusaha memperoleh derajat yang tinggi di sisi Allah Ta’ala, salah satunya dengan shalat tepat waktu secara berjamaah. Di Mesjid ini, begitu banyak orang-orang yang ditengah kesibukkannya dengan pekerjaan, masih menyediakan waktunya untuk shalat di mesjid tepat waktu secara berjamaah.

Yah, itulah mereka, orang-orang yang rindu akan Allah Ta'ala, memang bagi mereka, shalat tepat waktu di mesjid adalah suatu kebutuhan yang utama. Rasanya terlalu bodoh bagi kita yang menunda shalat karena alasan pekerjaan.

Bagaimana dengan shalat Anda ditengah kesibukkan Anda?

28 Oktober 2008

Pada acara Dauroh Sehati tanggal 25-26 Oktober 2008 di Cilember, Puncak kemarin, ada dua hikmah menarik dari dua orang yang mengalami takdir yang saling berkontradiksi.

Kang Herman, adalah peserta dauroh Sehati, beliau adalah seorang anggota angkatan darat dengan pangkat sampai saat ini sebagai KAPTEN. Dengan postur tubuh yang tegak seperti layaknya tentara, beliau menceritakan kisah hidupnya, terutama kisah tentang pernikahan.

Dengan logat yang khas, yaitu logat jawa, dengan suara yang lembut nan tegas, Beliau bercerita,

“Saya, Alhamdulillah, untuk masalah materi tidak menjadi masalah, sehingga saya beranikan untuk menikah, dikarenakan juga karena saya sudah merindukannya.”

Sama Kang, saya pun merindukannya..he3x..(kataku dalam hati)

“Alhamdulillah, saya telah bertunangan dengan salah seorang perwira, dengan pangkat SERSAN. Waktu mengutarakannya, saya berkata kepadanya, “Apakah kamu bersedia karena menjadi Istriku?” (dengan nada tegas), dan dia pun mengiyakannya. Dan rencananya pada tanggal 2 Desember nanti kami akan menikah.”

“Subhanallah, Alhamdulillah..ciee..” (sorak-sorai kami)

“Tapiii…” timpal Kang Herman

“Lho kok ada tapinya?”. Tanya kami keheranan..

“Setelah Lebaran kemarin, ada permasalah antara saya dan keluarganya, sehingga keluarganya menarik lamarannya..” Kang Herman menambahkan dengan nada yang agak pelan.

Yang semula kami gembira, sekarang merasakan kesedihan sahabat kami ini..

“dan sekarang, dikarenakan saya adalah seorang yang kurang dalam agama, sedang, Insya Allah, materi tidak menjadi permasalahan bagi saya, maka, mudah-mudahan di SEHATI ini saya menemukan pendamping yang shalehah..” sahut Kang Herman dengan berusaha melepas kesedihan dirinya dan kami

“Amiiinnnn…” jawab kami semua..

Kang Husain, bersama Istri dan anaknya, merupakan peserta dauroh sehati, beliau ikut karena rindu dengan sehati, rindu akan ukhuwah dan silaturahim yang sudah terjalin erat sejak tahun 2001. Kang Husain ini, dahulunya adalah sopir Saskia Meca.

“Dahulu, saya itu sudah menentukan tanggal pernikahan terlebih dahulu, undangan-undangan sudah tersebar, padahal melamar saja belum..ha2x..”

Masa sich..(geleng-geleng)

“Saya dahulu pusing, pusing karena saya tidak punya uang sama sekali, padahal tanggal nikahnya tinggal beberapa hari lagi.” Sambung Kang Husain.

“Saking pusingnya, saya hubungi Ust. Harits, eh, saya malah dimarahi sama Beliau, katanya, “kamu tuh mau nikah, tapi engga punya duit sama sekali, gimana sich kamu!!”.

“Duch, saya bukannya mendapatkan solusi, malah dimarahi waktu itu, tapi oleh Ust. Harits, saya akhirnya terus terang kepada Calon Pengantin ditemani Ust. Harist kalau saya tidak punya uang sama sekali.”

“Akhirnya, Alhamdulillah, keluarga calon pengantin menerima keadaan saya, dan Alhamdulillah saya akhirnya nikah tanpa mengeluarkan biaya.”

“dan, setelah menikah, saya malah mendapatkan pekerjaan sebagai sopir Saskia Meca, Subhanallah, memang benar janji Allah, dengan menikah, Allah akan menambah rezeki.”

Subhanallah, dua takdir yang berbeda..yang satu diberi kelebihan materi. Namun, jika memang Allah belum mengizinkan menikah, tidak akan terjadi pernikahan. Tapi, jika Allah mengijinkan, walau kita tidak punya uang, Allah akan selalu memberikan kemudahan. jadi, perkara nikah, bukanlah masalah punya biaya atau tidak, tapi perkara yakin atau tidaknya kita kepada Yang Menguasai Kekayaan, Allah Azza wa Jalla.

"Sesungguhnya perintah-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" maka terjadilah ia. Maka Maha Suci (Allah) yang di tangan-Nya kekuasaan atas segala sesuatu dan kepada-Nya lah kamu dikembalikan." [Q:S . 36:82-83]

24 Oktober 2008

Hari Sabtu, 25 -26 Oktober 2008 esok, adalah termasuk hari yang aku tunggu-tunggu. Karena pada hari itu, aku bersama tim SEHATI DAARUT TAUHID Jakarta beserta peserta, akan melaksanakan Dauroh Sehati di Cilember, Puncak, Bogor.

Dalam kegiatan tersebut, aku diberi tugas sebagai koordinator perlengkapan, yang bertugas menyiapkan tali raffia, sedotan, dan tali tambang, semuanya digunakan untuk permainan disana. Tapi, Alhamdulillah, tadi Kang Arief telepon, dan aku suruh beliau saja yang membeli perlengkapannya..hi3x..

Teringat keseruan ketika kemping bulan Maret lalu, wuuiihh..seruu..acara diisi dengan kajian-kajian Islami, terutama tentang pernikahan. Teringat, ketika sedang kajian di tenda yang besar, tiba-tiba hujan gede, lalu tenda bocor..wah..semuanya sedikit panik. Terlebih ketika sedang kajian berlangsung, ada babon-babon yang bermunculan dari bukit..hi3x..

Hmm..acara esok bakalan seperti apa yach..jadi tidak sabar menunggu esok.

23 Oktober 2008

...

"Dia cantik lho, apa engga cukup?." Kata temanku yang menemani saat berta’aruf dengan seorang akhwat.

“Iya, dia cantik, aku suka, tapi..cantik saja tidak cukup.” Sahut ku

Cantik..Ikhwan mana sich yang tidak suka kepada akhwat yang cantik. Rasulullah saw. saja bersabda bahwa wanita itu dinikahi karena (salah satunya) kecantikan. Tapi..mungkin selera orang berbeda-beda, ada Ikhwan yang berpikiran, asal si akhwat cantik, wah engga masalah dengan urusan agama apakah baik atau buruknya. Ada juga yang berpikiran, asal si akhwat agamanya baik, cukuplah baginya. Tapi, bagi aku, inginnya si akhwat cantik dan baik agamanya pula..hi3x..

“Yang kayak gitu sich, udah habis stock nya..” teringat perkataan Ustadz pada suatu kajian.

Hal yang aku sukai dari seorang akhwat (kriteria), aku suka dengan akhwat dengan jilbab yang rapi. Aku suka jika si akhwat memakai rok. Dan, satu yang paling penting, yaitu sifat pemalu. Ketika Aku bertaaruf dengan si akhwat, yang aku inginkan adalah dia seorang yang pemalu. Karena ketika seorang akhwat bertemu dengan seorang ikhwan yang baru pertama kali dikenalnya, lalu dia malu atau nervous, berarti si akhwat itu jarang bergaul dengan ikhwan, artinya dia adalah seorang yang pandai menjaga diri.

Bukankah malu itu adalah sebagaian dari Iman? Rasulullah saw. adalah seorang yang paling pemalu, suatu saat betis beliau terlihat sahabat, Rasulullah saw. luar biasa malunya.

Aku ingat, dalam al-Quran, dikisahkan ketika dua orang gadis ingin meminta tolong kepada Nabi Musa as. dengan perasaan malu. Duch..rasa malu yang disenangi oleh Allah Ta’ala

22 Oktober 2008
Seorang akhwat ataupun ikhwan, ketika mendambakan pendamping, pasti dia akan kebingungan..ada yang kebingungan bagaimana harus memulai (sedang, kenalan lawan jenispun sedikit), ada yang kebingungan bagaimana cara menyampaikannya kepada si target (bagi yang sudah ada target), bahkan nanti ketika sedang menanti menuju Akad Nikah, ada yang kebingungan biayalah, Tempatnyalah, dan sederetan bingung lainnya..

Kata seorang ustadz..Seorang yang mau nikah, dia itu selalu pusing..

Pokoknya, ketika mau memulai..pusing

Ketika sedang berproses..pusing

Ketika menanti menuju Akad..pusing

Ketika sudah menikah..pusing lagi..


Bagi seorang akhwat ataupun ikhwan yang ingin mendambakan keluarga yang dirahmati Allah sehingga tercapai keluarga yang sakinah, mawaddah dan rahmah..maka hal itu dapat tercipta ketika kita memulainya semenjak proses menuju pernikahan itu sendiri. Bagaimana mungkin Allah memberikan sakinah dalam keluarga kita, sedang dalam memulainya saja melalui pacaran?

Dahulu, Siti Khadijah ketika mendambakan Rasulullah saw, beliau mengutus pekerjanya untuk melihat kepribadian Rasulullah saw. Lalu, setelah pekerjanya memberitahu akhlak dan kemuliaan Rasulullah saw. Maka Siti Khadijah semakin tertarik, dan Siti Khadijah melamar Rasulullah saw. melalui kerabatnya.

Dahulu, ketika Rasulullah saw. sedang mengisi ta'lim bersama sahabat-sahabatnya, tiba-tiba ada seorang wanita yang datang menuju Beliau saw. dan langsung menawarkan diri,

"Ya Rasulullah saw, aku datang hendak memberikan diriku padamu."


Maka putri Anas berkata, "Betapa sedikitnya perasaan malunya, idih..idih". Anas berkata, "Dia lebih baik daripada engkau, dia menginginkan Rasulullah saw. Lalu menawarkan dirinya kepada beliau.

--------------------------------------------------------------------

Nach, dari dua kisah diatas, dapat di tarik simpulan, bahwa si akhwat dapat juga menyampaikan rasa keinginan kepada si Ikhwan, bisa melalui sahabat/kerabat/orang yang Anda percayai. Juga bisa menyampaikan secara langsung.

Tapi, rasanya pada jaman sekarang, jarang ada wanita yang menawarkan diri secara langsung. Lagipula, dalam menyampaikan secara langsung, dikhawatirkan tidak bisa menjaga hati.

Saya sendiri, sangat terkesan apabila ada akhwat yang memulai terlebih kepada si Ikhwan, sebagaimana sahabat Rasulullah saw. melakukannya.

Nach, para akhwat..ayoo, jangan malu-malu untuk memulai..

14 Agustus 2008
Pernahkah kita buang air? Wah..jangan ditanya nikmat yang satu ini. Berapa banyak orang yang cemberut ketika masuk ke WC, tapi langsung berubah 180 derajat menjadi senyum, ketika keluar dari WC.

Namun, pernahkah kita sedikit merenung? Bagaimana jika seandainya buang air yang kita lakukan tidak selancar biasanya? Duch..alangkah tersiksanya. Berapa banyak orang yang kesulitan buang air kecil harus berada dirumah sakit, dengan mengeluarkan biaya yang cukup besar hanya untuk "sekedar" dapat buang air kembali dengan lancar?

"Maka nikmat manakah yang kan kau dustakan?"

Pernahkah kita mensyukuri nikmat yang satu ini? Jika belum, syukurilah, karena Allah akan menambah nikmat bagi orang yang bersyukur. Jangan sampai Allah mengingatkan kita dengan membuat buang air kita tersendat.

"Terimakasih Ya Allah atas nikmatMu ini, sehingga aku masih bisa buang air dengan lancar. Sungguh, tidak ada nikmatMu yang bisa aku dustakan."

Terkadang, seseorang yang mempunyai calon Istri lebih tua 1 (satu) atau 2 (dua) tahun lebih tua, dengan senangnya, seringkali berujar bahwa Rasulullah saw. saja menikah dengan Khadijah r.a. yang usianya lebih tua.

Yah..yah..bolehlah dia berujar seperti itu jika dia ditanya alasan apa yang membuat dia ingin menikahi si akhwat. Namun sayang, dia tidak mengetahui jikalau Khadijah r.a. berusia 40 tahun saat menikah dengan Rasulullah saw. yang berarti terpaut beda usia 15 tahun.

Tapi, pernahkah kamu berpikir, jika (bagi akhwat) yang datang kepada kamu adalah seorang Ikhwan yang usianya 10 tahun lebih muda? Sedang kamu sendiri usianya 35 tahun?

Atau (bagi ikhwan), bagaimana jika yang kamu lamar itu adalah seorang akhwat yang usianya 10 tahun lebih tua dari kamu?

Yach, kebanyakan dari kita jika melihat pasangan dari segi usia, termasuk aku, (untuk ikhwan) menginginkan pasangan yang usianya lebih muda, atau paling tidak, seusia. Dan untuk
akhwat pasti menginginkan pasangan yang usianya lebih tua darinya.

Namun, bagaimana jika yang hadir di hadapan kita tidak sesuai dengan keinginan kita?

13 Agustus 2008

Seorang ikhwan yang ingin meminang seorang akhwat, kebanyakan melalui proses ta’aruf dahulu. Dan biasanya, seorang ikhwan tersebut akan memberikan sebuah proposal nikah. Proposal ini berisi biodata si ikhwan (lengkap dengan keluarga besarnya), pekerjaannya (sampai kepada gajinya), visi dan tujuan serta misi menikah, sampai kepada riwayat penyakitnya (jika ada).

Diharapkan, dari proposal sederhana ini, si akhwat bisa sedikit mengenal orang yang akan melamarnya. Jika isi proposalnya itu sesuai dengan keinginan hati si akhwat, si akhwat akan melanjutkan proses. Namun, jika proposal itu kurang menarik bagi si akhwat, si ikhwan harus bersiap-siap menerima kenyataan bahwa si akhwat itu bukanlah bidadarinya di dunia ini.

Ingin tahu proposal nikah yang sederhana? silakan kirim email ke indra.satrio@kanalone.com

...

Satu Bintangku..

Bintang yang paling bercahaya tapi tidak menyilaukan

Bintang yang membuat aku nyaman untuk selalu berada didalamnya

Bintang yang membuat mata ini ingin selalu memandangnya

Bintang yang menerangiku kemana aku melangkah

Bintang yang Allah ciptakan untukku

Ya Rabb, berilah aku kesabaran untuk menanti bintangku

12 Agustus 2008
"Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rezeki untukmu, dan Dia telah menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai". (Q.S. Ibrahim:32)

Alhamdulillah, pagi hari ini, Allah mencurahkan hujan, setelah cukup lama, bumi Jakarta ini tidak di guyur hujan.

Dengan hujan, kita bisa mengukur keimanan diri kita sendiri atau seseorang. Tidak banyak, ketika hujan mengguyur, seseorang atau bahkan kita sendiri berucap,

"Wah, sialan, hujan lagi.."

Tanpa disadari, orang tersebut menjadi kufur nikmat. Padahal hujan itu adalah suatu nikmat yang Allah berikan kepada kita. Dengan hujan, maka tercipta kehidupan. Tanpa hujan, mustahil ada kehidupan. Bukankah didunia ini, tidak hanya manusia yang tinggal? Bukankah ada binatang dan tumbuhan? Boleh jadi, Allah menurunkan hujan, karena semut berdoa kepada Allah agar diturunkan hujan, bukankah semut pula adalah makhluk Allah?

Lalu bagaimana sikap kita jika terjadi hujan?

Jika terjadi hujan sedang, syukurilah, ucapkanlah rasa syukur kepada Allah.

"Duhai Allah, terimakasih Engkau telah menurunkan RahmatMu kepada kami."

Jika terjadi hujan lebat, ucapkanlah pula syukur, lalu berdoalah, karena Rasulullah saw. memberitahukan, bahwa hujan lebat adalah salah satu waktu doa mustajab.

Lalu, bagaimana sikap teman-teman ketika hujan tadi pagi?
31 Juli 2008
Entah kenapa, aku jadi semakin menyukai novel KCB (Ketika Cinta Bertasbih). Padahal, dahulu aku tidak begitu menyukai segala jenis novel.

Sudah tebel, mahal, isinya ga terlalu manfaat lagi..

Mending beli buku Sirah Nabawiyah atau Haekal Muhammad SAW atau Tafsir al-Quran atau Kumpulan hadist-hadist. Hiks, buku-bukunya belum punya..

Beberapa waktu lalu, aku dititipi sahabat novel KCB 1, agar aku menyerahkan kepada sahabatku. Kebetulan (hmm..didunia ini ga ada yang kebetulan sich), sahabatku ini pergi ke Jogya untuk beberapa hari. Sehingga, aku cukup leluasa untuk membuka novel KCB.

Awal membaca, aku langsung terbawa suasana. Jadi suka dech..hi3x..

KCB 1 sudah aku selesaikan, dan karena KCB 2 tidak punya, maka aku coba download lewat internet dalam bentuk PDF, hi3x..ketemu juga, jadi aku bisa baca dech lewat kompie.

Jadi ingin tau bagaimana akhir kisah seorang Khairul Azzam dengan Anna Althafunnisa..
Sudah sejak dari minggu sore, air mendadak mati. Padahal waktu itu, aku baru pulang dari kegiatan yang cukup membuat badan ini lelah. Dan, memerlukan kesegaran kembali lewat mandi, terlebih badan yang bau oleh keringat.

"Waduh, air mati nich.." Kataku ketika aku hendak mandi.

"Mudah-mudahan besok pagi, air nya sudah hidup kembali, soalnyakan harus kerja, masa kerja engga mandi". Sahutku dalam hati.

...

Esok paginya, ketika akan wudhu untuk shalat shubuh, wah..airnya belum nyala..waaaa..

Tenang..(hatiku mencoba tenang)
Untuk wudhu, gampang, tinggal di mesjid aja wudhunya.
Untuk mandi, terpaksa mandi di mesjid..hi3x..

Setelah selesai shalat shubuh berjamaah, aku secara diam-diam menyelinap ke kamar mandi, takut ketahuan jamaah lainnya. Kan malu..
Dengan rasa was-was aku akhirnya mandi, cukup terburu-buru.

Takut diketok-ketok oleh pengurus mesjid, dan diteriaki bahwa dilarang mandi di kamar mandi..(hi3x..)

...

Mudah-mudahan kejadian ini hanya sekali terjadi di Jakarta. Jadi teringat, dahulu, ketika di Bandung, ketika sumur dirumah kering, aku harus menuju mesjid Pusdai untuk sekedar mandi. Sedang jarak rumah ke Pusdai, harus dilalui dengan naik angkot..hi3x..
28 Juli 2008
Hari ini, aku pindah kantor (bukan pekerjaan lho), yang semula di kuningan menjadi di Sudirman, tepatnya di Menara Standard Chartered lantai 31.

Agak sedih juga meninggalkan kantor di tempat yang lama, kangen dengan bincang-bincang bersama sepasang suami istri yang sudah cukup tua, tapi dengan keromantisannya, mereka berdua berjualan nasi remes dan soto betawi. Jadi teringat, bahwa mereka berdua jika berjualan, sang suami (bisa dibilang kakek sich) mendorong gerobak untuk sampai tujuan, sedangkan sang nenek adalah yang berdagang. Duch, makin tua yang makin romantis.

Sedih juga dengan meninggalkan masjid al-Islah, masjid Departemen Koperasi. Masjid tempat aku beristirahat sejenak.

Tapi, alhamdulillah, di tempat ini, dekat juga dengan masjid. Namanya masjid Hidayatullah, lagipula disini, ada mushalla juga.

Makasih Ya Allah
Jumat, 25 June 2008

Hanya ada dua ucapan yang akan aku ucapkan hari ini,

Allahu Akbar atau Alhamdulillah

Dan, mulut ini akhirnya mengucapkan Allahu Akbar.

Mudah-mudahan Allah Ta’ala memberikanku kesabaran.

“ Dan orang-orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa”. [Q.S. 25.74]

“Mereka itulah orang yang dibalasi dengan martabat yang tinggi (dalam surga) karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat di dalamnya”, [Q.S. 25.75]

“mereka kekal di dalamnya. Surga itu sebaik-baik tempat menetap dan tempat kediaman”. [Q.S. 25.76]


Terimakasih yach..


23 Juli 2008

Pernahkah kita shalat Istiqarah?

Istiqarah ketika menentukan antara dua pilihan yang terbaik atau untuk meminta bimbingan Allah Ta’ala. Terlebih Istiqarah ketika sedang ta’aruf dengan calon pasangan.

Rasulullah saw. bersabda:

“Apabila seseorang di antara kamu berkehendak melakukan suatu perkara, hendaklah ia shalat dua rakaat di luar shalat fardhu, kemudian bacalah doa ini:

Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dengan ilmuMu pilihan yang paling tepat, aku memohon kekuatan kepada-Mu dengan kemahakuasaan-Mu, aku memohon KaruniaMu yang besar. Sesungguhnya Engkau Mahakuasa, sedangkan aku tidak kuasa. Engkau Maha Mengetahui sedangkan aku tidak mengetahui, dan Engkaulah yang mengetahui perkara ghaib.

Ya Allah, apabila Engkau mengetahui bahwa perkara ini baik bagiku, bagi agamaku, bagi hidupku dan baik akibatnya bagi diriku (dunia dan akhirat) maka tetapkanlah dan mudahkanlah. Sesungguhnya apabila Engkau mengetahui bahwa perkara ini buruk bagiku, bagi agamaku, bagi hidupku dan buruk akibatknya terhadap diriku (dunia dan akhirat) maka jauhkanlah perkara ini dariku dan jauhkan dariku darinya. Tetepkanlah kebaikan untukku di mana pun aku berada, dan jadikanlah diriku ridha menerimanya.

Kemudian Rasulullah saw. bersabda,

Maka silakan ia sebut keperluannya. (H.R. Bukhari, Abu Daud, Tirmidzi, dan lainnya).

Setelah melakukan shalat istiqarah, apabila shalatnya dilaksanakan dengan kesungguhan dan keikhlasan, diharapkan akan memunculkan kecenderungan dan kemantapan hati. Dengan landasan itulah keputusan akhir ditetapkan, bahwa pilihan kita jatuh kepada si Fulan atau Fulanah. Bismillah, mudah-mudahan itulah pilihan barakah, pilihan yang membawa kita dan keluarga kita nantinya ke dalam Jannah Allah kelak.

Yakinlah, ketika kita melibatkan Allah didalamnya, apapun hasilnya, pasti adalah yang terbaik bagi kita, dan Allah pasti ridha kepada kita.


nb: Alhamdulillah, tadi pagi, setelah shubuh, aku mencoba tidak langsung tidur. Jam 6 pagi, mulai mencuci pakaian, menanak nasi, membeli lauk di warung. Tapi, teteup..sampai di kantor jam 9..heu heu..


22 Juli 2008
"Dra, gimana? sudah selesai?". Tanya redaktur kepadaku tadi pagi.
"Hmm..belum, Insy Allah besok yach, ini lagi nyusun profil 300 Perusahaan dulu".
...

Wahh..minggu yang cukup sibuk, sehingga tidak sempat untuk menulis di blogger. Padahal banyak kejadian yang cukup aku jadikan hikmah. hiks..

Alhamdulillah, ada notebook yang bisa aku bawa pulang hari ini, jadi nulisnya bisa di apartemen dech.

Oiya, tadi pagi, aku ngantuk banget..sehabis shubuh, langsung tidur.

Bangun-bangun jam 7 pagi.

Trus langsung menyetrika.

Pekerjaan paling engga aku sukai, hiks..soalnya suka kusut wae.

Selesai mandi, langsung menanak nasi. Lalu beli lauknya di warung. Lalu sarapan, dan sisanya dibawa untuk di kantor.

Sampai kantor jam 09.00

Alhamdulillah.

nb: Inilah salah satu kehidupanku semasa bujang, hidup yang penuh perjuangan seorang diri. Sebelum berjuang bersama dengan Istri kelak, berjuang menuju ridha Allah ta'ala
17 Juli 2008
Pagi tadi, ketika aku berada di lift, aku bersebelahan dengan seorang perempuan, dia memasang musik melalui earphone. Musiknya terdengar sampai kepadaku. Dari lantunan musik itu, aku menebak bahwa musik yang dimainkan jenis musik Rock-Pop, jenis musik yang melalaikan dari ingat kepada Allah Ta'ala.

Aku jadi berpikir, jika seandainya malaikat maut datang menjemput dia saat itu juga, apakah dia akan sempat untuk mengingat Allah, apakah dia akan sempat untuk mengucapkan kalimat tauhid? Jika tidak sempat, maka, Insya Allah, meninggal dalam keadaan su'ul khatimah (akhir yang buruk).

Jadi, daripada kita mendengar musik yang melalaikan kita, lebih baik berdzikir atau mendengarkan murattal atau nasyid yang mengingatkan kita kepada Allah. Karena maut setiap saat mengintai kita. WASPADALAH!!!

Sehingga, mati dimanapun, kita bisa selalu siap, agar mendapatkan Khusnul Khatimah (akhir yang baik). Bukankah itu yang kita harapkan?

Ya Allah, berikanlah kepada kami, akhir hayat, akhir yang baik.

Doa yang di ajarkan Rasulullah saw. ketika Beliau bangun tidur, beliau berdoa,

“Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman, (yaitu): “Berimanlah kamu kepada Tuhanmu”, maka kamipun beriman. Ya Tuhan kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang banyak berbakti. Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami dengan perantaraan rasul-rasul Engkau. Dan janganlah Engkau hinakan kami di hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji.” (Ali ‘Imran : 193,194)

Yuks, kita amalkan..agar mendapatkan akhir yang baik. Aku juga baru mau mengamalkannya nich. he3x..
Kulihat..
Ada dua bintang
Satu di timur
Lainnya di barat

Kulihat..
Keduanya memancarkan cahaya yang terang

Saat ini..
Ku hanya bisa menatap ke duanya dari Bumi
Sebelum ku harus menuju kepada salah satu bintang tersebut
16 Juli 2008
Kemarin, aku chatting dengan seorang teman kuliah sewaktu TPB di ITB dahulu, dia adalah seorang muslimah. Ketika pembicaraan menjurus kepada masalah nikah. Dia berkata bahwa, dia masih mencari seorang laki-laki yang cocok dengan kriterianya. Dia katakan bahwa, sudah ada beberapa lelaki yang baik secara langsung ataupun tidak langsung, mengungkapkan niatnya untuk menikahinya. Namun, dikarenakan tidak sesuai kriterianya, maka selalu saja menolak. Dan, pernah ada seorang yang menyukai dia, tapi karena ada kriteria yang tidak sesuai, maka dia mencoba untuk membentuk kriteria yang diinginkan. Tapi tetap saja tidak berhasil.

Temanku itu bercerita panjang lebar mengenai masalah tersebut. Memang wajar, seseorang ingin mendapatkan pasangan sesuai dengan keinginannya. Termasuk aku. Namun, jika kita tetap memaksakan kriteria yang ketat kepada calon pasangan kita, jangan-jangan sampai usia 45 tahun pun, kita belum mendapatkannya.

"Mungkin Allah berkata, belum waktunya..jadi masa mau dipaksain ". Jawab temanku itu.

Hmm..di posting ini, aku tidak membahas masalah takdir dulu, terlalu panjang..masalah takdir di postingan terpisah ajah yach, Insy Allah

...

Mengenai pernyataan temanku diatas, aku mencoba untuk membahasnya dari tulisan yang aku petik dari buku, "Di Jalan Dakwah Aku Menikah"

---
Anda jangan hanya ingin "terima jadi", bahwa seorang ikhwan yang ideal, atau akhwat yang sempurna, datang kepada Anda dan memenuhi segala kriteria yang Anda harapkan. Tetapi Anda harus rela dan berani untuk bersama-sama membangun pribadi yang diharapkan. Menerima tidak hanya kelebihannya, tapi juga kekurangan yang pasti ada padanya, sebagaimana juga ada pada Anda. Yang penting Anda mantap bahwa ia yang terpilih adalah seseorang yang mempunyai visi dan misi yang sama. Kalau toh belum, minimal memiliki itikad baik untuk membangun visi tersebut.
Ummu Salamah adalah contoh perempuan unggul yang membuka ruang pencerahan bagi calon suaminya, Abu Thalhah. Dan sejarah mencatat, bahwa Abu Thalhah yang tadinya belum Islam akhirnya menjadi seorang mujahid dakwah.

Modal utama untuk menjadi dinamisator perubahan pada pasangan adalah keyakinan diri, kesiapan untuk berubah, karakter yang kuat dan keteladanan. Ditambah dengan keterampilan mengkomunikasikan ide (yang ini pun bisa saling dilatih kemudian). Apabila ada kesiapan dalam diri Anda untuk memberi dan menerima, saling berlomba dalam menunaikan kebajikan, siap berubah menuju tuntutan ideal, maka Anda telah memiliki semua persyaratan untuk membangun rumah tangga yang harmonis.
---

Mudah-mudahan temanku itu mendapatkan pasangan sesuai dengan kriterianya.

Dan, bagi teman-teman, kriteria yang seperti apa yang teman-teman harapkan dari calon pasangan kita?
Susunlah kriteria calon pasangan kita mulai dari sekarang. Tapi, bersiap-siaplah, jika calon yang datang kepada kita tidaklah sesuai harapan kita.

"Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui". [Q.S. : 2.216]

15 Juli 2008

Selasa, 15 Juli 2008, pukul 12:12 AM
Alhamdulillah, selesai juga menyusun proposalnya.

Pagi ini, aku hanya ingin mensyukuri nikmat yang Allah berikan kepadaku.

Terimakasih Ya Allah, aku mempunyai orang tua yang begitu saying dan perhatian kepadaku.

Ya Allah, ampunilah Ibu Bapakku dan sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangiku semenjak aku masih kecil.

Terimakasih Ya Allah, aku mempunyai lingkungan pekerjaan yang tidak menghalangiku untuk beribadah kepadaMu.

Ya Allah, berikanlah kepada mereka hidayah, agar mereka bisa mengenalMu bagi mereka yang belum mengenalMu. Dan berikanlah hidayah dan taufik kepada mereka, agar mereka bisa taat-setaat taatnya kepadaMu.

Terimakasih juga Ya Allah, aku mempunyai sahabat-sahabat yang membuat aku bersemangat untuk tidak kalah dalam beramal kebaikan lebih banyak lagi.

Ya Allah, berikanlah ke istiqamahan sahabat-sahabatku dalam beribadah kepadaMu. Berikanlah kemudahan mereka dalam beribadah kepadaMu. Cintailah mereka sebagaimana Engkau mencintai hamba-hambaMu yang Engkau kehendaki.

Dan..

Ya Allah, berikanlah kepadaku kenikmatan untuk mempunyai seorang istri yang shalehah. Anugerahkanlah kepadaku pasangan dan keturunan sebagai penyejuk pandangan dan hati, serta jadikanlah aku pemimpin bagi orang yang betakwa.

Amin.

"Asw, indra, sy sdh balik k pdg, makasih byk atas segalanya ya. mohon maaf jk saya ada yg salah".

...

Begitulah, isi SMS dari sahabatku semalam, Ivan.

Sekilas tentang Ivan.

Ivan mempunyai nama asli, yaitu Mahdivan Syafwan. Beliau ku kenal sewaktu di bangku kuliah di Matematika ITB. Beliau adalah seorang Ikhwan yang dikaruniakan oleh Allah, kecerdasan diatas rata-rata. Sehingga, tidaklah aneh jika beliau datang ke Jakarta ini, untuk pelatihan tes IELTS untuk melanjutkan kuliah ke Inggris, Insya Allah September 2009. Jadi ingat perkataan seorang teman, "Ivan itu harganya mahal, apalagi kalau sampai-sampai CumLaude". Maklum, tradisi Minang seperti itu.

Saat ini, beliau sedang berbahagia, bahagia karena sedang menanti hari pernikahannya yang Insya Allah akan dilaksanakan tanggal 1-3 Agustus 2008. Yang istimewa adalah, Ivan menikah dengan sesama Matematika 2001 ITB. Seorang akhwat yang bernama Maya Sari Saeful. Duch..para lelaki pada cemburu nich, mengingat, dahulu para lelaki mendirikan Klub MFC (Maya Fans Club)..he3x..

...

Akhirnya, saya membalas SMS-nya,

"Wasw. Iya, makasih kembali yach. Mohon maaf jika ada yang salah juga. Ditunggu undangannya, tapi belum tau, bisa hadir atau tidak. salam buat Maya yach.."

14 Juli 2008
Hari senin ini, bingung..

Bingung, mau nulis apa, saking banyaknya yang mau di tulis di blogger ini..
Bingung, mau ngerjain apa dulu, saking banyaknya pekerjaan yang harus diselesaikan di kantor.

Karena bingung, jadi males untuk mengerjakan sesuatu nich..pengen pulang, trus tidur, melupakan semua kebingungan.

nb: mulai nulis lagi, besok ajah dech..
10 Juli 2008
Dimulai dari hari sabtu sampai hari rabu, alhamdulillah, aku selalu ditraktir oleh temen-temen.

Terpujilah Allah Yang Maha Pemberi Rezeki.

Hari Sabtu, ketika di Pameran Buku di Istora Senayan, secara tiba-tiba Ivan, membayar semua makanan yang kita makan. Wahh..senangnya.
Hari Minggu, pertama kali keikutsertaanku dalam tim Sehati, aku mendapatkan makan siang gratis, berupa nasi padang plus ayam bakar. Duch nikmatnya.
Hari Senin, rekan kantorku, mas mahmur, tiba-tiba menawarkan semur kambing kepadaku. Wah, langsung kujawab, dengan senang hati.
Hari Selasa, rekan kerjaku, helen, mentraktir makan siang, makan mie ayam. Hmm..dan, malamnya, teman kuliahku, vina, membelikan sate untukku..hi3x..
Hari Rabu kemarin, teman kuliahku, mega, mentraktir makan di Plasa Semanggi di Solaris. Aku pesan steak ayam, lalu..apa lagi yach..lupa. Tapi, enak kok..alhamdulillah.

Sekarang..semoga ada yang mentraktirku lagi..he3x..

semoga yang memberikan traktiran, dimudahkan segala urusannya oleh Allah dan dimudahkan jodohnya bagi yang merindukannya. amin.
09 Juli 2008
Allahumma baariklanaa fi Rajab wa Syaban wa ballighna Ramadhan.

Ya Allah, berkahilah kami dibulan Rajab dan Syaban serta pertemukan kami dengan bulan Ramadhan.
08 Juli 2008

“kamu katanya mau nikah? Lalu apa usaha kamu Dra?”. Tanya seorang sahabatku di suatu hari.
“Hmm..hanya berharap pada Allah”.
“lalu bagaimana ikhtiarnya?”. Tanyanya lagi.

Itulah pertanyaan yang suatu ketika pernah terlontar dari seorang sahabat. Pertanyaan yang membuat aku terdiam, dan hanya berkata dalam hati,

Justru itulah ikhtiarku, berharap pada Allah agar menggerakkan hati kamu atau hamba Allah lainnya sebagai jalan pertemuan dengan jodoh aku

Sudah beberapa kali aku menjalani proses ta’aruf melalui sahabatku yang satu ini.

Alhamdulillah, Allah menggerakkan hati sahabatku ini untuk mentaarufkan aku dengan teman-temannya

Namun, sampai saat ini belum ada yang berhasil, baik dari aku yang tidak sesuai dengan si akhwat, atau dari si akhwat yang menolak aku.

Kebanyakan sich, si akhwat yang menolak aku. He3x.

Banyak hikmah yang bisa aku dapatkan dari ini. Aku mulai berpasrah pada Allah, bahwa Allah pasti akan memberikan yang terbaik bagiku.

Saat ini, Alhamdulillah, Allah pun menggerakkan hati seorang hamba-Nya, untuk menjadi jalan bagiku untuk berta'aruf dengan seorang akhwat. Entah, apakah ini adalah yang terbaik bagiku atau bukan, hanya kepasrahan kepada Allah-lah yang ku punyai saat ini.

Biarlah Allah Yang Maha Mengatur, mengatur segala urusanku

Allah, begitu senang ketika ada hamba Nya yang bertaubat untuk kembali kepada-Nya. Begitupula denganku, rasanya ingin sekali menjadi qawwam bagi dia, untuk bersama-sama berjuang menjadi kekasih Allah.

Tapi, rasanya seperti punguk merindukan bulan dech..he3x..

Tapi, bukankah tiada yang tidak mungkin bagi Allah Yang Maha Perkasa? Entahlah, biarlah Allah yang mengatur segalanya, Allah Maha Mengetahui Yang Terbaik Bagi Hamba-Nya.

Sabtu, 5 Juli 2008

Istora Senayan

Pukul 11.00 WIB nanti, kami (aku, ivan, mega dan elis) akan bertemu untuk bersama-sama mengunjungi pameran buku di Istora Senayan.

Ada sebuah kerinduan ketika kami sudah berkumpul, bercerita tentang masa lalu dan masa depan, serta bercanda ria. Suatu pertemuan yang membuat aku semakin merindu akan beberapa sahabatku.

Pertemuan ini pun, mungkin menjadi terakhir kalinya bagi aku dengan ivan, disaat ivan masih lajang, dikarenakan, Insya Allah, bulan depan beliau akan menikah.

Merasa masih ingin bersama ivan, maka akupun mengajaknya untuk mabit di DT Jakarta, hanya untuk sekedar bersamanya lebih lama lagi.

Akhirnya, pada minggu pagi, 6 Juli 2008, ketika perpisahan dengan ivan, teriring sebuah doa,

Semoga Allah Ta’ala menyampaikan kamu dan **** pada hari “H”. Semoga Allah memberikan keluarga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah.

Begitu pula ivan mendoakanku,

Semoga Indra dimudahkan untuk segera menyusul menikah.

Amin.

03 Juli 2008
...
"Mas Indra, mas di panggil ke atas untuk bertemu Kang Rico". Bisik temanku saat Kajian Hadist di Masjid Daarut Tauhid Jakarta, Rabu malam.
"Mau ngapain saya dipanggil?". Tanyaku
"Udah keatas saja, nanti juga tahu".
...

Aku langsung menuju keatas mesjid DT Jakarta untuk menemui Kang Rico. Ku ketuk pintu ruang rapat,
"Assalammu'alaikum".
"Wa'alaikumsalam, silakan masuk Dra, ayo duduk". Jawab Kang Rico, sambil mempersilakan untukku duduk di kursi yang telah disediakan.

Aku begitu heran, ternyata disana bukan hanya Kang Rico saja. Ada Kang Arief, Kang Iwan, Kang Reno dan Kang..(aduh lupa euy).

Jadi nervous..mencoba menghilangkan nervous, tapi ga bisa..

"Begini Dra, terkait dengan perihal keanggotaan tim Sehati, kita adakan test untuk kamu. Kita mau interview kamu dan mencoba untuk test baca al-Quraan. Gimana? bisa kan?". Tanya Kang Rico kepadaku saat aku masih belum bisa menghilangkan nervous.
"I..iya, Insya Allah bisa". Jawabku singkat.

...

Alhamdulillah selesai juga di tes nya.

Pikirku sambil menuju ruang kajian kembali. Setelah beberapa lama aku duduk, Kang Rico datang dan duduk di belakangku, sebari membisiki ku,

"Setelah kita diskusi, intinya kamu diterima jadi Tim Sehati. Tugas kamu pertama, diharapkan kamu hadir hari minggu nanti, jam 7 pagi, dengan pakaian putih-putih dari atas ke bawah."
"Eh-h..Iyah, Insya Allah bisa Kang, makasih Kang." Sahutku gugup.

Setelah pernyataan itu, aku berpikir, apakah aku ini pantas untuk menjadi pengurus Sehati. Duch jadi malu, jika melihat diri ini, yang tidak seberapa dibandingkan dengan Tim Sehati lainnya.

Namun, disisi lain, aku bersyukur, karena dapat menjadi bagian dari Tim Sehati. Dengan bergabung menjadi Tim, aku bisa lebih banyak menanam kebaikan untuk di tuai di akhirat kelak.

Alhamdulillah, akhirnya aku menjadi bagian dari Daarut Tauhid Jakarta. Terimakasih Ya Allah.

nb: Ingin tahu tentang Majelis Sehati, silakan kunjungi web nya di http://majelissehati.blogspot.com/
...
"Mbak sudah, semuanya berapa?". Tanyaku kepada penjual warung nasi tegal.
"Pakai apa aja mas?".
"Hmm..pakai ayam, trus sama tahu ajah". Jawabku, sambil berpikir bahwa paling tidak harganya 6-7 ribu.
"Sepuluh ribu mas".

weleh, mahal amat, masa cuma makan sederhana seperti itu sepuluh ribu. Padahal, kemarin sewaktu di Bandung, aku makan nasi timbel, lengkap dengan lalapan, dan daging, harganya cuma 6000 ajah. (geleng-geleng)
...

Itulah kali pertama aku makan bersama daging ayam di WarTeg. Hanya penasaran saja dengan ayam yang dilumuri oleh bumbu yang berwarna kehitaman.

Hmm..kayaknya enak tuch. Nyobain ahh..

Begitulah pikirku ketika memilih menu makanan, disebuah WarTeg di daerah Santa, Jakarta Selatan. Dimana sebelumnya, menu ku tidak berubah-berubah dari Tongkol, Sayur asem, sayur tahu, sayur tempe, atau bacem dan telor dadar.

Tapi, begitu aku mengetahui bahwa harganya Sepuluh Ribu, wah..aku akan pikir-pikir lagi dech untuk makan di WarTeg pakai Ayam lagi. Mengingat Budget ku untuk makanan per harinya harus kurang dari Sepuluh Ribu.

Lho, memang bisa gitu?

Bisa saja..begini, di kontrakanku, alhamdulillah ada Rice Cooker, jadi tinggal beli lauknya saja jika ingin makan. Biasanya untuk satu porsi, dengan membeli tongkol dan sayur tahu, cukup dengan 4 ribu saja. Atau, udang dengan tempe bacem, cukup dengan 3 ribu rupiah, jadi, makan dalam sehari bisa 3 kali, dengan menu yang bervariasi, dengan pengeluaran 10 Ribu rupiah. Cukup pintar kan..dimana harga BBM semakin naik, pemikiran dalam mengelola dana pun harus semakin pintar.

Lalu, bagaimana dengan pengelolaan dana teman-teman sekalian?
02 Juli 2008
...
"Astri, nanti tempat kamu disitu. Untuk sementara komputernya tidak ada dulu yach. Ini rekan kamu, Indra dibagian riset juga. Indra, Astri ini atasan kamu di riset yach."
...

Begitulah, perkenalan singkat aku dengan atasan baruku dibagian riset ini. Duch senangnya mempunyai seorang atasan yang muslimah, lengkap dengan jilbabnya yang lebar.

Kami saling bercerita singkat tentang background masing-masing. Kuketahui, beliau sebelum ke Perusahaan baru ini, merupakan researcher di Universitas Indonesia. Beliau merupakan lulusan UI angkatan 1997. Dan, alhamdulillah, beliau sudah menikah..ckckck..

Mudah-mudahan aku bakalan betah untuk menjadi bagian dari keluarga Perusahaan KanalOne. Terlebih direktur-direkturku lucu-lucu semua..hi3x..

Ya Allah, terimakasih atas nikmat yang Engkau berikan kepadaku. Berikanlah kepadaku kemudahan dalam beribadah dan bekerja di PT. KanalOne ini.
30 Juni 2008

Doa Perpisahan
By Brothers

Pertemuan kita di suatu hari
Menitikkan ukhuwah yang sejati
Bersyukurku ke hadirat Ilahi
Di atas jalinan yang suci
Namun kini perpisahan yang terjadi
Dukaan yg menimpa diri ini
Bersama lagi atas suratan
Kutetap pergi jua

Kan kuutuskan salam ingatanku
dalam doa kudusku sepanjang waktu
Ya Allah bantulah hamba-Mu
Mencari hidayah dari pada-mu
Dalam mendirikan kesabaranku
Ya Allah tabahkan hati hamba-Mu
di atas perpisahan ini

[Teman, betapa pilunya hati ini
Menghadapi perpisahan ini
Pahit manis perjuangan
Telah kita rasa bersama
Semoga Allah meridhoi
Persahabatan dan perpisahan ini
Teruskan perjuangan]

Kan kuutus kan salam ingatanku
Dalam doa qudusku sepanjang waktu
Ya Allah bantulah hambamu
Senyuman yang tersirat di bibirmu
Menjadi ingatan setiap waktu
Tanda kemesraan bersimpul padu
Kenangku di dalam doamu
Semoga Tuhan berkatimu
***

Untuk para sahabatku:

Saltvina, Suhadi, Asmunip, Mega, Indri dan Dinna.

Saksikanlah: ”aku mencintai kalian karena Allah ta’ala.”

siapa yang menyangka, bahwa hari sabtu, 27 Juni 2008, adalah hari yang penuh pertualang bagiku, mega dan vina. Naik Delman, Outing ke Air Terjun, Naik ojek di daerah bebatuan, ke goa jepang. Itu semua, memakai pakaian yang rapi-rapi lagi.

Mulanya kami berniat untuk berkumpul bersama di kampus tercinta, ITB, untuk napak tilas mengusir kerinduan semasa kuliah dahulu. Walau kini, kami hanya bertiga, kami tak patah arang untuk berkumpul, bermain dan bercanda seperti masa kuliah dahulu.

Pertemuan diawali dengan makan soto ayam didepan Mesjid Salman ITB, soto ayam ini adalah tempat yang dahulu sering kami datangi. Dahulu, aku, dinna, mega dan vina, sering kali makan bersama seusai laporan TA kepada pembimbing kami, Bapak Edy Soewono. Namun, saat ini, hanya ada aku, vina dan mega saja. Rindu dengan canda dan tawa Dinna. hiks..

Ketika kami sedang makan, sahabatku yang telah menikah, suhadi datang menghampiri. Wah, keadaan makin menyenangkan, kami bercerita banyak saat itu. Beberapa saat kemudian, mulailah kami tapak tilas, kami berfoto-foto ria, tidak peduli dengan tatapan aneh dari orang-orang sekitar, yang penting kita melepas kerinduan.

Ketika waktu memasuki dzuhur, kami berpisah dengan Suhadi yang harus menjemput sang Istri. Tinggallah kami bertiga kembali, bagai trio kwek-kwek. Sebari berjalan menuju mesjid Salman untuk shalat dzhuhur, kami berpikir bahwa perjalanan akan berakhir begitu saja. Terlalu singkat untuk melepas rindu semasa kuliah hanya dengan waktu kurang dari 1 jam, dan hanya dengan 3 orang saja.

Selepas Dzuhur, Vina mengusulkan untuk jalan-jalan ke D'Ranch di Lembang di Maribaya. Mulailah perjalanan yang tak terduga dimulai dari sini. Setelah sampai di Lembang, huuaahh..hawa yang begitu sejuk begitu segar untuk ku hirup memenuhi paru-paruku. Sebelumnya, aku tidak tahu jika vina mengajak ke D'Ranch hanya untuk main kuda saja. Begitu aku tahu, huuaaa...aku kira mau ke air terjun di Maribayanya. Dengan terpaksa, aku mengantar mereka untuk naik kuda, yang kebanyakan anak-anak.

apa Vina dan Mega tidak malu, orang gede sendiri.

Pikirku sambil meminum susu yang kutukarkan dengan kupon masuk. Dan, betul saja, mereka malu untuk naik kuda, dan memutuskan untuk ke Maribaya.

Dikarenakan angkutan umum menuju Maribaya berada jauh dari D'Ranch, maka kami mencoba untuk berjalan kaki menuju tempat yang ada angkutan umumnya. Ketika sedang berjalan, tiba-tiba sebuah Delman berhenti dihadapan kami, dan langsung menawarkan diri. Yach..kapan lagi kami naik Delman, sehingga dimulailah perjalanan menuju air terjun dengan menggunakan Delman. Subhanallah, ternyata menikmati pemandangan sekitar dengan menggunakan Delman adalah hal pertama kali yang kami rasakan, dan begitu menyenangkan.

Dikarenakan kuda yang kami tumpangi tampak kelelahan, mungkin karena Vina nich..(vin, maaf yach he3x..). Akhirnya kami turun dipersimpangan, dimana mobil yang menuju Maribaya melintas. Cukup lama kami menunggu. Namun mobil angkutan belum muncul juga, karena agak cape, kami duduk-duduk di pinggir jalan, bagai gelandangan, dengan beralaskan koran.

Karena bosan menunggu, kami akhirnya melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki. Hi..hi..perjalanan lucu ini, semakin aneh dengan kondisi pakaian kami yang begitu rapi, tidak terlihat seperti orang yang outing. Aku masih menggunakan kemeja, lengkap dengan celana kerja. Untung aku bawa sendal jepit, jadi kulepas sepatu, dan sendal jepitlah yang menemani perjalananku. Mega dan Vina memakai sendal resmi, lengkap dengan tas kerja (yang suka diapit di ketiak itu lho..). Akhirnya angkutan umum itu muncul juga, itupun ketika kami hendak berfoto, dan hampir saja tertinggal. Kalau tertinggal, entah berapa lama lagi kami harus menunggu.

Sesampai di Maribaya, wahh..suara air terjun sudah terdengar dengan begitu jelas. Mulailah kami berjalan-jalan menuju air terjun. Mega dan Vina naik kuda di sekitar Maribaya, sedangkan aku memilih duduk-duduk sambil melepas lelah. Setelah mereka selesai naik kuda, kami melanjutkan perjalanan menuju curug omas.

Alhamdulillah, sudah masuk ashar.

Selepas ashar, kami langsung menuju curug omas. Curugnya memang indah. Namun, tidak disertai dengan perawatan dan pemeliharaannya.

Payah..pikirku.

Ketika kami akan kembali menuju gerbang curug, ( kunjungan singkat memang, karena dikhawatirkan tidak ada angkot, mengingat angkotnya jarang ada), kami melihat papan arah Gua Jepang. Lho, itukan di Dago atas!! Memang, aku pernah dengar, jika Maribaya itu bisa tembus ke Dago. Namun, seberapa jauhnya, aku tidak tahu. Hampir saja kami berjalan kaki menuju Dago, melewati jalan setapak itu. Sebelum diberitahu oleh tukang ojek bahwa perjalanan menuju Dago cukup jauh.

ach..mungkin ini akal-akalan si tukang ojek ajah, dibilang jauh, biar laku. Terlebih harga yang ditawarkan 15 ribu per orang.

"Mang, sapuluh wae nya? da, tiluan". sahutku.
"ah tuh 'de, da jauh pisah, tos lah lima belas".

Setelah lama bernegoisasi, akhirnya mereka setuju dengan angka 10 Ribu, tapi 2 motor. Yey, sama ajah atuh. dengan terpaksa kami terima. Akhirnya mega dan vina duduk bersama (hi3x..bayangkan, 1 motor di duduki 3 orang). Sedangkan aku sendiri, dibelakang tukang ojek.

Subhanallah, perjalanan begitu menegangkan, motor melalui jalanan berbatu yang besar,naik dan turun, dengan kecepatan yang cukup kencang. Subhanallah, aku tidak bisa membayangkan keadaan vina dan mega yang berada di motor yang sama. Aku saja yang berdua, merasakan goncangan yang hebat, yang cukup membuat pantat sakit. Apa lagi mereka. hi3x..

Setelah kurang lebih 15 menit perjalanan yang cukup menyenangkan, lebih menyenangkan dari sekedar naik roller coaster, akhirnya kami sampai di Goa Jepang. Kami masuk ke Goa Jepang setelah sebelumnya menyewa senter. Karena rasa takut yang hinggap pada diri Mega, jadi kami jalan dengan cepat menuju ujung lorong Goa. Tidak sempat menikmati gelapnya Goa Jepang dech. hiks..

Karena waktu sudah menunjukkan pukul 16.30, maka kami bergegas pulang. Mulanya kami ditawari tumpangan oleh tukang ojek. Namun, karena aku merasa perjalanan dari terminal Dago menuju Goa Jepang tidak terlalu jauh, maka kami sepakat untuk berjalan.

Baru saja sebentar berjalan, kami menikmati jagung bakar dari seorang bibi yang berjualan di sana. Subhanallah, enaknya..makan jagung bakar sebari menikmati sejuknya udara dan pemandangan yang indah.

Setelah berpamitan dengan si penjual jagung, kami lanjutkan perjalanan menuju terminal Dago. Sempat di tawari lagi oleh tukang ojek, tapi aku berbisik,

sudah..pura-pura ga denger

Akhirnya, kami melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki, walau kaki kami sudah cukup lelah. Kami begitu menikmati pemandangan yang tidak ada di jakarta, sungguh, pemandangan yang menyejukan pandangan. Nikmatnya perjalanan dengan disertai dengan canda dan tawa dari kami. Namun ada yang kurang, iyah..kurang Dinna.

Aku begitu merindu akan canda dan tawanya.

Alhamdulillah, perjalanan kami dengan berjalan kaki, dengan menggunakan pakaian resmi, berakhir juga, seiring dengan terlihatnya angkot Dago. Perjalanan kami lanjutkan menuju Salman, untuk shalat maghrib, setelah sebelumnya makan malam dulu di belakang Salman.

Perjalanan kami akhiri dengan doa, wassalammualaikum warahmatullahi wa barakatuh. semoga salam, keselamatan dan kesejahteraan tercurah pada kalian.

nb: terimakasihku untuk sahabatku,

Suhadi, terimakasih atas waktu yang diberikan untuk menemani kami, sehingga manambah rasa dalam perjalanan di ITB kemarin.
R. Megari, terimakasih sudah mau diajak bermain ke ITB, terlebih diajak untuk dipaksa berjalan kaki, padahal ada ojek.
Salvina, terimakasih sudah mau diajak jalan-jalan untuk yang ke sekian kalinya. Makasih tidak pernah bosan menemani Indra ke ITB.