30 Juni 2008

Doa Perpisahan
By Brothers

Pertemuan kita di suatu hari
Menitikkan ukhuwah yang sejati
Bersyukurku ke hadirat Ilahi
Di atas jalinan yang suci
Namun kini perpisahan yang terjadi
Dukaan yg menimpa diri ini
Bersama lagi atas suratan
Kutetap pergi jua

Kan kuutuskan salam ingatanku
dalam doa kudusku sepanjang waktu
Ya Allah bantulah hamba-Mu
Mencari hidayah dari pada-mu
Dalam mendirikan kesabaranku
Ya Allah tabahkan hati hamba-Mu
di atas perpisahan ini

[Teman, betapa pilunya hati ini
Menghadapi perpisahan ini
Pahit manis perjuangan
Telah kita rasa bersama
Semoga Allah meridhoi
Persahabatan dan perpisahan ini
Teruskan perjuangan]

Kan kuutus kan salam ingatanku
Dalam doa qudusku sepanjang waktu
Ya Allah bantulah hambamu
Senyuman yang tersirat di bibirmu
Menjadi ingatan setiap waktu
Tanda kemesraan bersimpul padu
Kenangku di dalam doamu
Semoga Tuhan berkatimu
***

Untuk para sahabatku:

Saltvina, Suhadi, Asmunip, Mega, Indri dan Dinna.

Saksikanlah: ”aku mencintai kalian karena Allah ta’ala.”

siapa yang menyangka, bahwa hari sabtu, 27 Juni 2008, adalah hari yang penuh pertualang bagiku, mega dan vina. Naik Delman, Outing ke Air Terjun, Naik ojek di daerah bebatuan, ke goa jepang. Itu semua, memakai pakaian yang rapi-rapi lagi.

Mulanya kami berniat untuk berkumpul bersama di kampus tercinta, ITB, untuk napak tilas mengusir kerinduan semasa kuliah dahulu. Walau kini, kami hanya bertiga, kami tak patah arang untuk berkumpul, bermain dan bercanda seperti masa kuliah dahulu.

Pertemuan diawali dengan makan soto ayam didepan Mesjid Salman ITB, soto ayam ini adalah tempat yang dahulu sering kami datangi. Dahulu, aku, dinna, mega dan vina, sering kali makan bersama seusai laporan TA kepada pembimbing kami, Bapak Edy Soewono. Namun, saat ini, hanya ada aku, vina dan mega saja. Rindu dengan canda dan tawa Dinna. hiks..

Ketika kami sedang makan, sahabatku yang telah menikah, suhadi datang menghampiri. Wah, keadaan makin menyenangkan, kami bercerita banyak saat itu. Beberapa saat kemudian, mulailah kami tapak tilas, kami berfoto-foto ria, tidak peduli dengan tatapan aneh dari orang-orang sekitar, yang penting kita melepas kerinduan.

Ketika waktu memasuki dzuhur, kami berpisah dengan Suhadi yang harus menjemput sang Istri. Tinggallah kami bertiga kembali, bagai trio kwek-kwek. Sebari berjalan menuju mesjid Salman untuk shalat dzhuhur, kami berpikir bahwa perjalanan akan berakhir begitu saja. Terlalu singkat untuk melepas rindu semasa kuliah hanya dengan waktu kurang dari 1 jam, dan hanya dengan 3 orang saja.

Selepas Dzuhur, Vina mengusulkan untuk jalan-jalan ke D'Ranch di Lembang di Maribaya. Mulailah perjalanan yang tak terduga dimulai dari sini. Setelah sampai di Lembang, huuaahh..hawa yang begitu sejuk begitu segar untuk ku hirup memenuhi paru-paruku. Sebelumnya, aku tidak tahu jika vina mengajak ke D'Ranch hanya untuk main kuda saja. Begitu aku tahu, huuaaa...aku kira mau ke air terjun di Maribayanya. Dengan terpaksa, aku mengantar mereka untuk naik kuda, yang kebanyakan anak-anak.

apa Vina dan Mega tidak malu, orang gede sendiri.

Pikirku sambil meminum susu yang kutukarkan dengan kupon masuk. Dan, betul saja, mereka malu untuk naik kuda, dan memutuskan untuk ke Maribaya.

Dikarenakan angkutan umum menuju Maribaya berada jauh dari D'Ranch, maka kami mencoba untuk berjalan kaki menuju tempat yang ada angkutan umumnya. Ketika sedang berjalan, tiba-tiba sebuah Delman berhenti dihadapan kami, dan langsung menawarkan diri. Yach..kapan lagi kami naik Delman, sehingga dimulailah perjalanan menuju air terjun dengan menggunakan Delman. Subhanallah, ternyata menikmati pemandangan sekitar dengan menggunakan Delman adalah hal pertama kali yang kami rasakan, dan begitu menyenangkan.

Dikarenakan kuda yang kami tumpangi tampak kelelahan, mungkin karena Vina nich..(vin, maaf yach he3x..). Akhirnya kami turun dipersimpangan, dimana mobil yang menuju Maribaya melintas. Cukup lama kami menunggu. Namun mobil angkutan belum muncul juga, karena agak cape, kami duduk-duduk di pinggir jalan, bagai gelandangan, dengan beralaskan koran.

Karena bosan menunggu, kami akhirnya melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki. Hi..hi..perjalanan lucu ini, semakin aneh dengan kondisi pakaian kami yang begitu rapi, tidak terlihat seperti orang yang outing. Aku masih menggunakan kemeja, lengkap dengan celana kerja. Untung aku bawa sendal jepit, jadi kulepas sepatu, dan sendal jepitlah yang menemani perjalananku. Mega dan Vina memakai sendal resmi, lengkap dengan tas kerja (yang suka diapit di ketiak itu lho..). Akhirnya angkutan umum itu muncul juga, itupun ketika kami hendak berfoto, dan hampir saja tertinggal. Kalau tertinggal, entah berapa lama lagi kami harus menunggu.

Sesampai di Maribaya, wahh..suara air terjun sudah terdengar dengan begitu jelas. Mulailah kami berjalan-jalan menuju air terjun. Mega dan Vina naik kuda di sekitar Maribaya, sedangkan aku memilih duduk-duduk sambil melepas lelah. Setelah mereka selesai naik kuda, kami melanjutkan perjalanan menuju curug omas.

Alhamdulillah, sudah masuk ashar.

Selepas ashar, kami langsung menuju curug omas. Curugnya memang indah. Namun, tidak disertai dengan perawatan dan pemeliharaannya.

Payah..pikirku.

Ketika kami akan kembali menuju gerbang curug, ( kunjungan singkat memang, karena dikhawatirkan tidak ada angkot, mengingat angkotnya jarang ada), kami melihat papan arah Gua Jepang. Lho, itukan di Dago atas!! Memang, aku pernah dengar, jika Maribaya itu bisa tembus ke Dago. Namun, seberapa jauhnya, aku tidak tahu. Hampir saja kami berjalan kaki menuju Dago, melewati jalan setapak itu. Sebelum diberitahu oleh tukang ojek bahwa perjalanan menuju Dago cukup jauh.

ach..mungkin ini akal-akalan si tukang ojek ajah, dibilang jauh, biar laku. Terlebih harga yang ditawarkan 15 ribu per orang.

"Mang, sapuluh wae nya? da, tiluan". sahutku.
"ah tuh 'de, da jauh pisah, tos lah lima belas".

Setelah lama bernegoisasi, akhirnya mereka setuju dengan angka 10 Ribu, tapi 2 motor. Yey, sama ajah atuh. dengan terpaksa kami terima. Akhirnya mega dan vina duduk bersama (hi3x..bayangkan, 1 motor di duduki 3 orang). Sedangkan aku sendiri, dibelakang tukang ojek.

Subhanallah, perjalanan begitu menegangkan, motor melalui jalanan berbatu yang besar,naik dan turun, dengan kecepatan yang cukup kencang. Subhanallah, aku tidak bisa membayangkan keadaan vina dan mega yang berada di motor yang sama. Aku saja yang berdua, merasakan goncangan yang hebat, yang cukup membuat pantat sakit. Apa lagi mereka. hi3x..

Setelah kurang lebih 15 menit perjalanan yang cukup menyenangkan, lebih menyenangkan dari sekedar naik roller coaster, akhirnya kami sampai di Goa Jepang. Kami masuk ke Goa Jepang setelah sebelumnya menyewa senter. Karena rasa takut yang hinggap pada diri Mega, jadi kami jalan dengan cepat menuju ujung lorong Goa. Tidak sempat menikmati gelapnya Goa Jepang dech. hiks..

Karena waktu sudah menunjukkan pukul 16.30, maka kami bergegas pulang. Mulanya kami ditawari tumpangan oleh tukang ojek. Namun, karena aku merasa perjalanan dari terminal Dago menuju Goa Jepang tidak terlalu jauh, maka kami sepakat untuk berjalan.

Baru saja sebentar berjalan, kami menikmati jagung bakar dari seorang bibi yang berjualan di sana. Subhanallah, enaknya..makan jagung bakar sebari menikmati sejuknya udara dan pemandangan yang indah.

Setelah berpamitan dengan si penjual jagung, kami lanjutkan perjalanan menuju terminal Dago. Sempat di tawari lagi oleh tukang ojek, tapi aku berbisik,

sudah..pura-pura ga denger

Akhirnya, kami melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki, walau kaki kami sudah cukup lelah. Kami begitu menikmati pemandangan yang tidak ada di jakarta, sungguh, pemandangan yang menyejukan pandangan. Nikmatnya perjalanan dengan disertai dengan canda dan tawa dari kami. Namun ada yang kurang, iyah..kurang Dinna.

Aku begitu merindu akan canda dan tawanya.

Alhamdulillah, perjalanan kami dengan berjalan kaki, dengan menggunakan pakaian resmi, berakhir juga, seiring dengan terlihatnya angkot Dago. Perjalanan kami lanjutkan menuju Salman, untuk shalat maghrib, setelah sebelumnya makan malam dulu di belakang Salman.

Perjalanan kami akhiri dengan doa, wassalammualaikum warahmatullahi wa barakatuh. semoga salam, keselamatan dan kesejahteraan tercurah pada kalian.

nb: terimakasihku untuk sahabatku,

Suhadi, terimakasih atas waktu yang diberikan untuk menemani kami, sehingga manambah rasa dalam perjalanan di ITB kemarin.
R. Megari, terimakasih sudah mau diajak bermain ke ITB, terlebih diajak untuk dipaksa berjalan kaki, padahal ada ojek.
Salvina, terimakasih sudah mau diajak jalan-jalan untuk yang ke sekian kalinya. Makasih tidak pernah bosan menemani Indra ke ITB.
27 Juni 2008
Dahulu, ketika masih kuliah, aku memiliki sahabat-sahabat karib yang, sungguh, begitu berharga bagiku.

duch lagi engga ingin mengenang masa lalu, takut nangis

Kini, satu-persatu sahabat karibku mulai memisahkan diri dengan menikah. Bagiku, mendengar kabar sahabatku menikah adalah sesuatu yang begitu membahagiakan, tapi sekaligus membuat sedih. Bahagia karena melihat sahabatku bahagia, sedih karena kita tidak akan seperti dahulu lagi.

Selamat menempuh kehidupan baru sahabat-sahabatku
Sungguh, kebahagian kalian adalah kebahagiaanku pula
Semoga Allah membimbing langkah kalian untuk menjadi keluarga yang Sakinah, Mawaddah, Warahmah
Semoga Allah menghimpun kita untuk bercanda tawa kembali di Jannah-Nya kelak

nb: teruntuk sahabat terbaikku, Suhadi, Asmunip, Indri, dan Dinna.
26 Juni 2008
Semalam, mantan rekanku di Padma, SMS kepadaku, apakah uang pesangonnya sudah diterima belum? Aku katakan saja, belum aku cek ke ATM, Insya Allah besok.

Pagi tadi, aku ke ATM Mandiri untuk mengecek, apakah uang pesangon yang dijanjikan oleh Bapak Direktur Padma sudah ditransfer atau belum. Setiba aku di ATM Mandiri, subhanallah, aku tidak percaya dengan yang aku lihat dilayar, jumlah uang pesangon yang aku perkirakan sebelumnya, tidaklah sebesar dengan apa yang nampak dilayar. Duch, alhamdulillah Ya Allah, alhamdulillah, Maha Suci Engkau Ya Allah atas nikmat rezeki harta yang Engkau berikan padaku. Langsung saja aku ambil dua pertiganya untuk aku setorkan ke BSM, sebagai simpananku dimasa depan nanti. Dan aku masih bingung, bagaimana caranya aku mensyukuri nikmat ini. Ah, aku harus berbagi nikmat yang Allah berikan ini kepada yang membutuhkannya.

Dan, belum lagi nikmat gaji dari Perusahaan baru yang kutempati saat ini. Duch, sungguh tidak ada nikmatMu yang bisa aku dustakan Ya Allah.

Duhai Allah, Segala Puji BagiMu, atas nikmat rezeki harta yang Engkau limpahkan kepadaku ini. Duhai Rabb, jangan biarkan aku menjadi kikir terhadap nikmatMu. Jadikanlah aku hambaMu yang mensyukuri nikmatMu.
25 Juni 2008
Hari Selasa, 24 Juni 2008 Pukul 17.30, bersama risma (sebutan motor karisma), aku pulang kantor untuk menuju mesjid al-azhar. Dengan liukan yang aduhai, rismaku kuajak berlari meliuk sana meliuk sini dengan kecepatan yang luar biasa, sekitar 20-30 km/jam (ya iya lah..masa ya iya donk), melewati mobil-mobil, dan motor-motor yang terjebak macet. Sesampai Jl. Sudirman, kemacetan semakin menjadi-jadi, ada apa ini..rasa penasaran membuatku nekad menerobos kemacetan total itu. Bahkan Busway pun berhenti beroperasi, dan motorpun masuk jalur cepat dan jalur busway. Wuihh..makin penasaran ajah nich.

"Pak..kalo motor, lewat jalur bus way ajah, ga apa-apa". Sahut seorang yang tampak membantu mengatur kacaunya lalu lintas.

Wah, jadi semakin tertantang untuk lewat jalur bus way, kapan lagi coba motor bisa lewat jalur bus way. Ketika baru melaju beberapa langkah, di depan universitas atmajaya, Subhanallah, kulihat jejeran orang-orang berdiri dihadapanku, mungkin sekitar 50-80 orang. Dan, kulihat juga, satu mobil avanza plat merah terguling dan terbakar, mengeluarkan asap yang mengepul menjunjung langit. Rasa cemas pun menghampiriku, jikalau aku tetap melaju lewat jalur bus way ini, mungkin aku kena sasaran berikutnya. Ah, dari pada risma kesayanganku kenapa-kenapa mending lewat jalur biasa ajah, yang dilalui banyak kendaraan, biar macet, yang penting selamat.

"Ga apa-apa Pak, lewat jalur bus way ajah.."

Ga apa-apa mbok mu, didepan banyak orang gila begitu. Aku berkata "orang gila" karena memang mereka sudah gila. Demo menolak kenaikan BBM, tapi berlangsung anarkis. Sudah begitu, yang terpikirkan oleh ku, apa mereka tidak solat maghrib? Astaghfirullah.

Akhirnya, alhamdulillah, akupun sampai di mesjid al-azhar. Salah satu mesjid yang menjadi tempat aku untuk bertafakur dan merenungi hidup ini.

Makasih Ya Allah, Engkau memberikanku keselamatan sehingga sampai di al-Azhar. Dan tidak ada nikmatMu yang aku dustakan. Ampunilah aku yang sedikit sekali mensyukuri nikmatMu.
23 Juni 2008

Satu bulan lebih sudah aku mengontrak apartement (sebutan rumah susun) di sebuah daerah mampang yang penuh nuansa islami. Sebuah daerah yang apabila shubuh menjelang, banyak terdengar suara seorang yang sedang membaca al-Quran dari sebuah rumah penduduk. Sungguh, pemandangan yang jarang terjadi di kota metropolitan ini. Pemandangan ini, mengingatkan aku akan kampungku di Bandung sewaktu aku kecil dahulu. Jadi kangen.


Dengan biaya cukup terjangkau, Rp. 500 ribu, aku sudah bisa mengontrak apartement selama 1 bulan. Apartemenku terdiri atas 4 kamar, 1 kamar tidur, i ruang tamu, 1 dapur dan 1 kamar mandi. Cukuplah untuk nanti berkeluarga kelak, sambil menabung untuk membeli rumah idaman. Sehingga semakin bertambahlah keinginanku untuk menikah tahun ini (he3x..). Terlebih tetanggaku sesama apartemen, semuanya telah menikah dan rata-rata sudah mempunyai buah hati yang lucu-lucu.
Banyak hikmah yang aku dapatkan selama tinggal di apartemen ini, sebuah memoar yang membuat aku ingin terus memperbaiki diri.


Suatu hari, ketika aku ke warnet, subhanallah, aku mendapati seorang pemuda penjaga warnet, yang menghabiskan waktunya dengan membaca ayat-ayat Allah. Duch, betapa malunya diri ini kepada Allah. Jadi teringat, ketika aku melihat seorang penjual voucher yang ketika tidak ada pembeli, beliau membaca al-Quran. Subhanallah..kemana saja aku ini.
Ketika, aku shubuh berjamaah di masjid masjid al-Hikmah. Subhanallah, aku dapati banyak pemuda penghafal al-Quran. Duhai diri, kemana saja kamu ini?
Dengan hikmah ini, mudah-mudahan aku bisa untuk mencontoh mereka.

Terimakasih Ya Allah, Engkau sudah memberikan lingkungan tempat tinggal yang banyak mengingatMu, mudah-mudahan akupun termasuk kepada hamba-hambaMu yang banyak mengingatMu.