23 Oktober 2008

...

"Dia cantik lho, apa engga cukup?." Kata temanku yang menemani saat berta’aruf dengan seorang akhwat.

“Iya, dia cantik, aku suka, tapi..cantik saja tidak cukup.” Sahut ku

Cantik..Ikhwan mana sich yang tidak suka kepada akhwat yang cantik. Rasulullah saw. saja bersabda bahwa wanita itu dinikahi karena (salah satunya) kecantikan. Tapi..mungkin selera orang berbeda-beda, ada Ikhwan yang berpikiran, asal si akhwat cantik, wah engga masalah dengan urusan agama apakah baik atau buruknya. Ada juga yang berpikiran, asal si akhwat agamanya baik, cukuplah baginya. Tapi, bagi aku, inginnya si akhwat cantik dan baik agamanya pula..hi3x..

“Yang kayak gitu sich, udah habis stock nya..” teringat perkataan Ustadz pada suatu kajian.

Hal yang aku sukai dari seorang akhwat (kriteria), aku suka dengan akhwat dengan jilbab yang rapi. Aku suka jika si akhwat memakai rok. Dan, satu yang paling penting, yaitu sifat pemalu. Ketika Aku bertaaruf dengan si akhwat, yang aku inginkan adalah dia seorang yang pemalu. Karena ketika seorang akhwat bertemu dengan seorang ikhwan yang baru pertama kali dikenalnya, lalu dia malu atau nervous, berarti si akhwat itu jarang bergaul dengan ikhwan, artinya dia adalah seorang yang pandai menjaga diri.

Bukankah malu itu adalah sebagaian dari Iman? Rasulullah saw. adalah seorang yang paling pemalu, suatu saat betis beliau terlihat sahabat, Rasulullah saw. luar biasa malunya.

Aku ingat, dalam al-Quran, dikisahkan ketika dua orang gadis ingin meminta tolong kepada Nabi Musa as. dengan perasaan malu. Duch..rasa malu yang disenangi oleh Allah Ta’ala

0 komentar: