30 Juni 2008
siapa yang menyangka, bahwa hari sabtu, 27 Juni 2008, adalah hari yang penuh pertualang bagiku, mega dan vina. Naik Delman, Outing ke Air Terjun, Naik ojek di daerah bebatuan, ke goa jepang. Itu semua, memakai pakaian yang rapi-rapi lagi.

Mulanya kami berniat untuk berkumpul bersama di kampus tercinta, ITB, untuk napak tilas mengusir kerinduan semasa kuliah dahulu. Walau kini, kami hanya bertiga, kami tak patah arang untuk berkumpul, bermain dan bercanda seperti masa kuliah dahulu.

Pertemuan diawali dengan makan soto ayam didepan Mesjid Salman ITB, soto ayam ini adalah tempat yang dahulu sering kami datangi. Dahulu, aku, dinna, mega dan vina, sering kali makan bersama seusai laporan TA kepada pembimbing kami, Bapak Edy Soewono. Namun, saat ini, hanya ada aku, vina dan mega saja. Rindu dengan canda dan tawa Dinna. hiks..

Ketika kami sedang makan, sahabatku yang telah menikah, suhadi datang menghampiri. Wah, keadaan makin menyenangkan, kami bercerita banyak saat itu. Beberapa saat kemudian, mulailah kami tapak tilas, kami berfoto-foto ria, tidak peduli dengan tatapan aneh dari orang-orang sekitar, yang penting kita melepas kerinduan.

Ketika waktu memasuki dzuhur, kami berpisah dengan Suhadi yang harus menjemput sang Istri. Tinggallah kami bertiga kembali, bagai trio kwek-kwek. Sebari berjalan menuju mesjid Salman untuk shalat dzhuhur, kami berpikir bahwa perjalanan akan berakhir begitu saja. Terlalu singkat untuk melepas rindu semasa kuliah hanya dengan waktu kurang dari 1 jam, dan hanya dengan 3 orang saja.

Selepas Dzuhur, Vina mengusulkan untuk jalan-jalan ke D'Ranch di Lembang di Maribaya. Mulailah perjalanan yang tak terduga dimulai dari sini. Setelah sampai di Lembang, huuaahh..hawa yang begitu sejuk begitu segar untuk ku hirup memenuhi paru-paruku. Sebelumnya, aku tidak tahu jika vina mengajak ke D'Ranch hanya untuk main kuda saja. Begitu aku tahu, huuaaa...aku kira mau ke air terjun di Maribayanya. Dengan terpaksa, aku mengantar mereka untuk naik kuda, yang kebanyakan anak-anak.

apa Vina dan Mega tidak malu, orang gede sendiri.

Pikirku sambil meminum susu yang kutukarkan dengan kupon masuk. Dan, betul saja, mereka malu untuk naik kuda, dan memutuskan untuk ke Maribaya.

Dikarenakan angkutan umum menuju Maribaya berada jauh dari D'Ranch, maka kami mencoba untuk berjalan kaki menuju tempat yang ada angkutan umumnya. Ketika sedang berjalan, tiba-tiba sebuah Delman berhenti dihadapan kami, dan langsung menawarkan diri. Yach..kapan lagi kami naik Delman, sehingga dimulailah perjalanan menuju air terjun dengan menggunakan Delman. Subhanallah, ternyata menikmati pemandangan sekitar dengan menggunakan Delman adalah hal pertama kali yang kami rasakan, dan begitu menyenangkan.

Dikarenakan kuda yang kami tumpangi tampak kelelahan, mungkin karena Vina nich..(vin, maaf yach he3x..). Akhirnya kami turun dipersimpangan, dimana mobil yang menuju Maribaya melintas. Cukup lama kami menunggu. Namun mobil angkutan belum muncul juga, karena agak cape, kami duduk-duduk di pinggir jalan, bagai gelandangan, dengan beralaskan koran.

Karena bosan menunggu, kami akhirnya melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki. Hi..hi..perjalanan lucu ini, semakin aneh dengan kondisi pakaian kami yang begitu rapi, tidak terlihat seperti orang yang outing. Aku masih menggunakan kemeja, lengkap dengan celana kerja. Untung aku bawa sendal jepit, jadi kulepas sepatu, dan sendal jepitlah yang menemani perjalananku. Mega dan Vina memakai sendal resmi, lengkap dengan tas kerja (yang suka diapit di ketiak itu lho..). Akhirnya angkutan umum itu muncul juga, itupun ketika kami hendak berfoto, dan hampir saja tertinggal. Kalau tertinggal, entah berapa lama lagi kami harus menunggu.

Sesampai di Maribaya, wahh..suara air terjun sudah terdengar dengan begitu jelas. Mulailah kami berjalan-jalan menuju air terjun. Mega dan Vina naik kuda di sekitar Maribaya, sedangkan aku memilih duduk-duduk sambil melepas lelah. Setelah mereka selesai naik kuda, kami melanjutkan perjalanan menuju curug omas.

Alhamdulillah, sudah masuk ashar.

Selepas ashar, kami langsung menuju curug omas. Curugnya memang indah. Namun, tidak disertai dengan perawatan dan pemeliharaannya.

Payah..pikirku.

Ketika kami akan kembali menuju gerbang curug, ( kunjungan singkat memang, karena dikhawatirkan tidak ada angkot, mengingat angkotnya jarang ada), kami melihat papan arah Gua Jepang. Lho, itukan di Dago atas!! Memang, aku pernah dengar, jika Maribaya itu bisa tembus ke Dago. Namun, seberapa jauhnya, aku tidak tahu. Hampir saja kami berjalan kaki menuju Dago, melewati jalan setapak itu. Sebelum diberitahu oleh tukang ojek bahwa perjalanan menuju Dago cukup jauh.

ach..mungkin ini akal-akalan si tukang ojek ajah, dibilang jauh, biar laku. Terlebih harga yang ditawarkan 15 ribu per orang.

"Mang, sapuluh wae nya? da, tiluan". sahutku.
"ah tuh 'de, da jauh pisah, tos lah lima belas".

Setelah lama bernegoisasi, akhirnya mereka setuju dengan angka 10 Ribu, tapi 2 motor. Yey, sama ajah atuh. dengan terpaksa kami terima. Akhirnya mega dan vina duduk bersama (hi3x..bayangkan, 1 motor di duduki 3 orang). Sedangkan aku sendiri, dibelakang tukang ojek.

Subhanallah, perjalanan begitu menegangkan, motor melalui jalanan berbatu yang besar,naik dan turun, dengan kecepatan yang cukup kencang. Subhanallah, aku tidak bisa membayangkan keadaan vina dan mega yang berada di motor yang sama. Aku saja yang berdua, merasakan goncangan yang hebat, yang cukup membuat pantat sakit. Apa lagi mereka. hi3x..

Setelah kurang lebih 15 menit perjalanan yang cukup menyenangkan, lebih menyenangkan dari sekedar naik roller coaster, akhirnya kami sampai di Goa Jepang. Kami masuk ke Goa Jepang setelah sebelumnya menyewa senter. Karena rasa takut yang hinggap pada diri Mega, jadi kami jalan dengan cepat menuju ujung lorong Goa. Tidak sempat menikmati gelapnya Goa Jepang dech. hiks..

Karena waktu sudah menunjukkan pukul 16.30, maka kami bergegas pulang. Mulanya kami ditawari tumpangan oleh tukang ojek. Namun, karena aku merasa perjalanan dari terminal Dago menuju Goa Jepang tidak terlalu jauh, maka kami sepakat untuk berjalan.

Baru saja sebentar berjalan, kami menikmati jagung bakar dari seorang bibi yang berjualan di sana. Subhanallah, enaknya..makan jagung bakar sebari menikmati sejuknya udara dan pemandangan yang indah.

Setelah berpamitan dengan si penjual jagung, kami lanjutkan perjalanan menuju terminal Dago. Sempat di tawari lagi oleh tukang ojek, tapi aku berbisik,

sudah..pura-pura ga denger

Akhirnya, kami melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki, walau kaki kami sudah cukup lelah. Kami begitu menikmati pemandangan yang tidak ada di jakarta, sungguh, pemandangan yang menyejukan pandangan. Nikmatnya perjalanan dengan disertai dengan canda dan tawa dari kami. Namun ada yang kurang, iyah..kurang Dinna.

Aku begitu merindu akan canda dan tawanya.

Alhamdulillah, perjalanan kami dengan berjalan kaki, dengan menggunakan pakaian resmi, berakhir juga, seiring dengan terlihatnya angkot Dago. Perjalanan kami lanjutkan menuju Salman, untuk shalat maghrib, setelah sebelumnya makan malam dulu di belakang Salman.

Perjalanan kami akhiri dengan doa, wassalammualaikum warahmatullahi wa barakatuh. semoga salam, keselamatan dan kesejahteraan tercurah pada kalian.

nb: terimakasihku untuk sahabatku,

Suhadi, terimakasih atas waktu yang diberikan untuk menemani kami, sehingga manambah rasa dalam perjalanan di ITB kemarin.
R. Megari, terimakasih sudah mau diajak bermain ke ITB, terlebih diajak untuk dipaksa berjalan kaki, padahal ada ojek.
Salvina, terimakasih sudah mau diajak jalan-jalan untuk yang ke sekian kalinya. Makasih tidak pernah bosan menemani Indra ke ITB.

3 komentar:

Zaki Setiawan mengatakan...

Anak ITB ya mas? Saya pernah kesana ketika ngerjain Tugas Akhir di Fak Teknik Kimia. Saya anak Teknik Kimia UNS

megari_aprila mengatakan...

He he he.. seru yak dro...

Prepare for the next trip to Mekarsari okeh... ;)

R.Megari

Indra Satrio mengatakan...

@ Mas Zaki, Iyah nich, alhamdulillah saya dulu di ITB. Wah, pernah ke ITB? Gimana pendapat mas tentang ITB?

@ Mega, Iyah nich seru..perjalanan yang tidak terduga, penuh petualang..semoga nanti di Mekar Sari, penuh juga dengan petualang..amin.